• Home
  • Lingkungan
  • Pulau Ancak Lenyap, Temuan Mengejutkan Saat Sidak di Pelindo Regional I Dumai

Pulau Ancak Lenyap, Temuan Mengejutkan Saat Sidak di Pelindo Regional I Dumai

Selasa, 25 November 2025 | 08:06
Hasrizal SH, Ketua Komisi III. Agus Mawardi, Korlap Ahmad Maritulius, Darwis Mohamad Saleh Ketua PAB Dumai, dan Manager Umum PT Pelindo Nirwan, di area pulau ancak yang kini menjadi daratan.
DUMAI, RIAUGREEN.COM - Rombongan Anggota DPRD Dumai, dari lintas komisi dan masyarakat Aliansi Rakyat Untuk Keadilan ( ARUK)  dalam agenda turun lapangan ke pelabuhan Pelindo Dumai, sebagai bentuk mewujudkan keinginan dan aspirasi masyarakat.

Rombongan yang dipimpin langsung Ketua DPRD Dumai,  Agus Mawardi dikejutkan pengakuan dari aktivis lingkungan Darwis Mohamad Saleh, yang menyebutkan, hamparan dan dataran tempat berdirinya beberapa pabrik di kuala sungai Dumai, merupakan pulau atau delta anak sungai yang berfungsi mengatur arus  air saat pasang. 

Pengakuan tersebut membuat rombongan dari lintas komisi DPRD Dumai, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang hingga masyarakat terperangah menahan emosi. Karena pemaparan Darwis Mohamad Saleh tentang keberadaan pulau ancak sangat dramatis.

Pulau ancak, demikian warga sekitar pantai menyebutnya, atau delta anak sungai dengan luas mendekati setengah hektar kini tinggal kenangan. 

Yang tinggal hanya hamparan daratan dengan beberapa bangunan kokoh angkuh berdiri. Seakan mentertawakan, kebiasaan masyarakat pesisir pantai. 

Keberadaan pulau ancak  atau delta anak sungai bukan hanya berfungsi sebagai pengatur arah air saat pasang, juga menjadi tumpuan bagi warga sekitar pesisir sebagai sarana membuang ancak (tetomeh). 

Mohamad Darwis dengan nada kesal dan sedih mengungkap, apapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengentaskan atau meminimalisir naiknya air laut ke darat akan sia-sia, karena delta anak sungai sebagai pengatur aliran  air pasang sudah berubah menjadi pabrik sehinga, saat air laut pasang alirannya menuju ke darat.

"Mengapa kota Dumai banjir rob saat air laut pasang. Karena pulau ancak yang berfungsi sebagai pengatur arus air laut saat pasang sudah lenyap di "Pelupuh" PT Pelindo menjadi daratan. Makanya, kota Dumai sulit terhindar dari banjir rob saat air pasang," keluh  Darwis Mohamad Saleh kesal. 

Dulu, kenang Darwis Mohamad Saleh, pulau ancak merupakan sarana bagi masyarakat pesisir pantai untuk sarana mengarung duplikat- duplikat kapal yang di dalamnya berisi berbagai jenis perangkat obat obatan sebagai tanda tolak bala.

"Sebagai warga pesisir pantai, pulau ancak merupakan tempat terpenting untuk mengarungi kapal kapal kecil sebagai sarana tetomeh (penolak bala)," terang Darwis.

Salah satu cara agar banjir rob bisa diminimalisir, menurut Darwis Mohamad Saleh dengan membuat batasan untuk mengendalikan aliran air pasang. 

"Sepanjang batasan aliran air pasang belum direkayasa. Upaya pemerintah untuk mengatasi banjir karena pasang rob, tidak akan pernah terwujud," jelas Ketua Pecinta Alam Bahari Kota Dumai ini.

Mendengar penjelasan dan pemaparan Darwis Mohamad Saleh, akan pentingnya keberadaan delta anak sungai atau pulau ancak bagi warga pesisir. Ketua Komisi III DPRD kota Dumai sontak mempertanyakan alas hak atas kepemilikan lahan PT Pelindo.  

"Hasil turun lapangan ini, Kita akan bahas kembali di dalam rapat yang lebih luas dengan mengundang seluruh element masyatakat. Dan saya minta PT Pelindo Regional I Dumai, membawa alas hak kepemilikan lahan dan menunjukan kepada kami," tegas Hasrizal SH. (saf)

BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top