DUMAI, RIAUGREEN.COM - Sejak perkara dugaan penyelewengan pengadaan proyek aksesoris alat bedah mulai diproses, pemanggilan saksi dimulai dari pelapor hingga sejumlah pejabat di lingkungan rumah sakit umum di mintai keterangan. Baik level tertinggi sampai ke tingkat yang paling rendah pun tak luput dimintai keterangan.
Bahkan pemanggilan bukan saja dari pihak rumah sakit dikabarkan, pemasok dan pemenang tender dikabarkan juga ikut dimintai keterangan.
Sehingga, pihak Kejaksaan Negeri Dumai hingga saat ini telah memanggil 8 orang saksi untuk di mintai keterangan dan melakukan wawancara untuk kebutuhan penyidikan.
Semua yang dipanggil merupakan pihak yang diduga ikut atau tahu tentang pengadaan proyek alat bedah yang ditengarai telah menimbulkan kerugian negara miliaran rumah.
Sejak itu, beredar rumor bahwa perkara tindak pidana korupsi itu akan jalan di tempat dan tidak akan di proses lebih lanjut. Bahkan tragisnya lagi, dugaan penyelewengan pengadaan alat kesehatan tersebut akan berhenti di tengah jalan.
Karena ada nama nama yang diduga ikut menikmati hasil korupsi itu, merupakan sosok yang tangguh dalam perkara hukum, apalagi proses perkara dilakukan ditingkat Kejari.
"Sedangkan di Kejati aja, oknum tersebut dikenal lihai dan handal apalagi di tingkat Kejari. Masyarakat sudah mencium bau amis itu," ungkap Fatahudin SH.
Ketua Transparansi Anggaran Kota Dumai ini, mengendus ada upaya dari kelompok tertentu menekan dan mengintervensi aparat penegak hukum agar menghentikan perkara dugaan penyelewengan proyek alat kesehatan itu.
"Beredar kabar, ada dugaan dari kelompok tertentu berupaya menghentikan perkara dengan cara menabur "Singapore Dolar " kepada aparat penegak hukum," tegas Fatahudin.
Menurut Fatahudin lagi, sudah menjadi rahasia umum jika sosok yang diduga terlibat dalam perkara dugaan penyelewengan proyek MOT tersebut memiliki jaringan kuat di tingkat kota maupun propinsi, bahkan dikabarkan jaringannya sampai ke pusat .
"Makanya kita pesimis perkara dugaan korupsi ini akan di proses. KUHP bang. Sudah main 'Singapore dolar,", Rupiah minggir," celetuk fatahudin.
Kepala Kejaksaan Negeri Dumai Pri wijeksono SH, melalui Kasie Intel Carles Aprianto SH MH saat di mintai keterangannya menepis jika proses dugaan penyelewengan proyek MOT ini akan dihentikan di tengah jalan, mengingat ada sosok berpengaruh yang ikut terseret dalam perkara ini.
"Sedangkan orang nomor satu di Riau saja di tangkap apalagi yang lain. Kita serius memproses perkara ini meski ada nama besar yang terlibat," tegas Carles. (saf)