DUMAI, RIAUGREEN.COM - Hanif Ahdi Fiddini pemilik PT
Hetech Nusantara bukan orang sembarangan, pemasok alat kesehatan dan
obat di rumah Sakit Umum Dumai merupakan pemain lama di bidang
kesehatan.
Sejumlah alat medis di rumah Sakit Umum Dumai dr Suhatman Mars sebagian besar dipasok oleh PT Hetech Nusantara.
Bisa
dikatakan, sejak Rumah Sakit Umum Dumai berdiri hingga operasional,
Hanif Ahdi Faddini berkontribusi besar menyuplai alat medis maupun
obat-obatan.
Wajar jika, PT Hetech Nusantara mendapat perlakuan
istimewa dari managemen rumah sakit. Dikabarkan, meski pemimpin daerah
berganti, posisi PT Hetech Nusantara tetap bertengger di urutan paling
atas.
Sunguh sakti memang PT Hetech Nusantara ini atau karena lobi lobinya yang menyenangkan.
Selain,
karena berjasa dalam memasok kebutuhan rumah sakit , Hanif Ahdi Faddini
kenal dekat dengan pejabat di lingkungan kesehatan.
Bahkan,
Hanif Ahdi Faddini juga dikabarkan loyal kepada karyawan rumah sakit,
setiap akhir tahun karyawan, perawat hingga dokter di service jalan
jalan baik keluar daerah ( domestik) maupun luar negeri.
Ibarat pepatah sepandai pandai tupai melompat, suatu saat akan jatuh jua.
MOT
(Modeluer Operation Theater), aksesoris perlengkapan ruangan operasi
menjadi sandungan bagi Hanif dan penyebab pecah kongsi kerja sama selama
ini.
Berawal dari pengadaan proyek belanja alat bedah yang
ditenderkan melalui e katalog LPSE Kota Dumai tahun 2024 senilai Rp. 14
miliar, membuat hubungan antara pejabat rumah sakit dan Hanif Ahdi
Faddini retak bahkan pecah kongsi.
Informasi yang dirangkum di
lapangan menyebutkan, dr Ridhonaldi, Dirut Rumah Sakit Umum Daerah dr
Suhatman Mars, kecewa karena Hanif Ahdi Faddini ingkar janji karena
kesepakatan sukses fee yang dijanjikan sebesar 50 persen atau Rp7
miliar tak kunjung diberikan Hanif.
Padahal 2 proyek pengadaan belanja alat bedah jenis MOT sudah selesai dikerjakan dan anggaran pun sudah dicairkan.
Dinilai
ingkar janji, dr Ridho berinisiatif mendatangi kantor PT Hetech
Nusanatara di Pekanbaru, karna tiap kali dihubungi Hanif Ahdi Faddini
selalu mengelak.
Setiba dikantor PT Hetech Nusantara sempat
terjadi keributan kecil yang menyebabkan Hanif Ahdi Faddini merasa
terancam, dan akhirnya memutuskan mencari " helder ' yang mampu mengigit
dr Ridhonaldi.
Naas bagi mereka berdua, pembicaraan mereka dan
rencana Hanif Ahdi Faddini diketahui salah satu Lembaga Kemasyarakatan
dan akhirnya melaporkan ke Kejati Riau dugaan penyelewengan proyek dan
kongkalikong sukses fee 50 persen hingga dilimpah ke Kejari Dumai.
Kepala
Kejaksaan Negeri Dumai, Pri Wijeksono, SH melalui Kasie intel Carles
Aprianto SH MH saat ditemui diruang kerjanya, Kamis 6/10/2025,
membenarkan jika laporan kasus dugaan penyelewengan proyek alat bedah
senilai 14 miliar yang melibatkan sejumlah pejabat di lingkungan rumah
sakit umum Dumai dalam proses pengumpulan data dan keterangan.
"Benar,
sejumlah nama termasuk pejabat di lingkungan rumah sakit umum sudah di
mintai keterangan. Dan pihaknya sudah melaporkan ke pimpinan," ungkap
Carles.
Ditempat terpisah, Kordinator Masyarakat Sipil Anti
Korupsi kota Dumai, Edo Yulihendri, mendukung langkah tegas Kejaksaan
Negeri Dumai. Karena pihaknya menilai ada keseriusan aparat hukum untuk
menuntaskan dan membongkar dalang dugaan praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme di lingkungan rumah sakit umum Dumai.
"Kita Apresiasi
kinerja Kejari Dumai menuntaskan dan membuka otak dibalik dugaan korupsi
itu. Dan Kejaksaan bertekad menindak tegas siapa pun yang terlibat
walau pejabat sekali pun," ujar Edo.
Sementara, Dirut RSUD
Suhatman Mars, Dumai kini menjabat Kepala Badan Keluarga Berencana Kota
Dumai dr Ridhonaldi saat dikonfirmasi melalui handphone selularnya belum
bersedia menjawab demikian pula saat di kirinkan melalui jaringan WA.
(saf)