• Home
  • Lingkungan
  • Teknologi Terkini Sibak Jalur Global Migrasi Mamalia Besar Penguasa Laut

Teknologi Terkini Sibak Jalur Global Migrasi Mamalia Besar Penguasa Laut

Minggu, 15 Juni 2025 | 11:19
RIAUGREEN.COM - Terobosan besar bagi konservasi Paus, Mamalia laut berplasenta, yaitu BlueCorridors.org. Ini merupakan sebuah platform atau wadah digital untuk mendukung aktivitas online yang menggabungkan tiga dekade data pelacakan Paus secara global dengan informasi tentang ancaman laut serta solusi perlindungannya. BlueCorridors.org ini merupakan kerjasama antara WWF dengan koalisi global yang terdiri dari ilmuwan kelautan, masyarakat sipil, pemerintah dan para inovator teknologi. Koridor Biru ini merupakan pertama kalinya di dunia untuk pemetaan secara digital jalur migrasi Mamalia besar penguasa laut dan dapat diakses oleh publik untuk mendukung ilmu pengetahuan, kebijakan, dan upaya perlindungan laut di seluruh dunia.

Platform ini diluncurkan menjelang Hari Laut Sedunia (8 Juni) dan Konferensi Laut PBB di Nice, Negara Prancis (9–13 Juni), sebagai bagian dari upaya memperkuat pencapaian target internasional untuk melindungi 30% wilayah laut pada 2030 sebagaimana ditetapkan dalam Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal. Portal ini juga menegaskan pentingnya ratifikasi Perjanjian Laut Lepas PBB (BBNJ Agreement) dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Dekade Ilmu Kelautan yang dicanangkan oleh PBB.

BlueCorridors.org tidak hanya menekankan kebutuhan akan aksi kolaboratif untuk mencapai semua tujuan global dan kerangka kebijakan tersebut—khususnya target 30x30—tetapi juga memberikan panduan praktis yang dapat diterapkan.
Di dalamnya terdapat visualisasi data pelacakan satelit dari lebih dari 50 kelompok riset global, termasuk Oregon State University, University of California Santa Cruz, University of Southampton, dan banyak lainnya. Peta-peta ini menelusuri jalur migrasi utama yang menghubungkan paus dengan habitat penting untuk berkembang biak, mencari makan, dan bersosialisasi di seluruh cekungan samudra—rute yang penting tidak hanya untuk kelangsungan hidup paus, tetapi juga untuk kesehatan ekosistem laut.

Namun, jalur kehidupan ini menghadapi ancaman yang terus meningkat. Meski upaya konservasi telah berlangsung selama beberapa dekade, tujuh dari 14 spesies paus besar masih berstatus terancam punah atau rentan, menghadapi berbagai risiko yang kian meningkat akibat tabrakan dengan kapal, jeratan alat tangkap ikan, kebisingan bawah laut, polusi plastik, hingga dampak perubahan iklim yang semakin cepat.

BlueCorridors.org menawarkan solusi yang krusial dan inovatif: alat interaktif yang kuat yang menggabungkan data migrasi paus dengan berbagailapisan ancaman laut dan prioritas konservasi, untuk mendukung upaya perlindungan lintas batas negara dan lintas sektor.

“Koridor biru bukan sekedar jalur migrasi, namun juga jalur kehidupan bagi raksasa laut dan ekosistem yang bergantung pada mereka,” kata Chris Johnson, Pimpinan Global WWF untuk Inisiatif Perlindungan Paus dan Lumba-lumba. “Platform ini mengubah puluhan tahun sains menjadi perangkat untuk aksi—menunjukkan kapan, di mana, dan bagaimana paus perlu dilindungi di tengah lautan yang terus berubah cepat.”

Fitur utama platform ini mencakup peta pergerakan paus berdasarkan spesies dan waktu, data konservasi dari mitra seperti IUCN-IMMA (Important Marine Mammals Area), serta informasi zona ekologis penting untuk perencanaan kawasan konservasi. Platform ini juga menyajikan lapisan ancaman seperti jalur pelayaran, aktivitas penangkapan ikan, dan dampak perubahan iklim, serta studi kasus yang menyoroti area rawan dan solusi yang dapat diterapkan oleh pemerintah.

“Inilah masa depan konservasi—terbuka, kolaboratif, dan berbasis sains,” ujar Dr. Ryan Reisinger, salah satu pemimpin inisiatif dari University of Southampton, Inggris. “Dengan menghubungkan ancaman dan solusi, platform ini mendukung perencanaan kelautan yang lebih cerdas dan terkoordinasi lintas sektor dan batas negara.”

BlueCorridors.org dikembangkan dari laporan kolaboratif “Protecting Blue Corridors” (2022) yang pertama kali memetakan migrasi paus secara global dan merumuskan aksi konservasi regional yang terarah—mulai dari Pasifik Timur dan Laut Mediterania hingga Samudra Selatan. Platform digital baru ini menjawab kebutuhan akan alat konektivitas laut yang berbasis sains dan dapat diakses secara terbuka untuk publik, dengan publikasi metodologi dan desain kolaboratif yang ditinjau oleh para ahli yang akan dirilis pada akhir tahun 2025.

“Ini lebih dari sekadar peta—ini adalah sebuah gerakan,” tutup Johnson. “Dengan menggabungkan sains mutakhir, inovasi digital, dan narasi kreatif, kami memberikan peluang baru bagi paus. Platform ini mencerminkan keselarasan langka antara sains, masyarakat sipil, dan kebijakan—bekerja bersama untuk melindungi raksasa laut melalui transparansi, data, dan komitmen bersama.”

Di Indonesia, upaya konservasi Mamalia Laut ini masih menghadapi berbagai tantangan meskipun wilayah perairannya menjadi jalur penting bagi migrasi berbagai spesies paus besar. Beberapa kawasan seperti Laut Sawu, Perairan Alor, Laut Banda, Selatan Bali, Perairan Wakatobi diketahui sebagai habitat penting untuk beristirahat, mencari makan, dan bermigrasi bagi paus sperma, paus biru kerdil, serta paus bersirip. Namun, aktivitas pelayaran, perikanan yang tidak selektif, dan kebisingan bawah laut terus mengancam keberadaan mamalia laut ini.

Direktur Konservasi Jenis dan Genetik, Ditjen Pengelolaan Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sarmintohadi, S.Pi, M.Si menyampaikan “Platform BlueCorridors.org memperkuat upaya global dalam melindungi spesies laut migratori dengan menyediakan data ilmiah yang terbuka dan dapat dipercaya. Bagi Indonesia, ini menjadi terobosan penting untuk memperkuat kebijakan konservasi berbasis bukti, khususnya dalam pengelolaan paus dan mamalia laut lain yang melintasi perairan kita.

Kolaborasi internasional seperti ini sangat penting agar perlindungan spesies bisa dilakukan secara terpadu dan lintas batas negara.”

Ranny R. Yuneni selaku Koordinator Nasional untuk Program Spesies Laut Dilindungi dan Terancam Punah, WWF-Indonesia juga menyampaikan ""BlueCorridors.org menjadi penghubung antara sains kolaboratif dan aksi nyata di lapangan. Sebagai bagian dari inisiatif ini, WWF-Indonesia terus mendorong upaya konservasi cetacea melalui pemetaan habitat penting, penerapan langkah-langkah mitigasi terhadap berbagai ancaman, serta pengembangan kawasan konservasi berbasis Cetacea atau kelompok mamalia penghuni lautan. Dukungan juga diberikan dalam penyusunan dan implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk perlindungan Cetacea di Indonesia."


BERITA LAINNYA
2.500 Hektar Kebun Masyarakat Terancam Abrasi
Minggu, 19 Januari 2025 | 09:50
Polhut TNBT Amankan Dua Pelaku Ilegal Logging
Kamis, 09 Januari 2025 | 14:23
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top