PASIRPENGARAIAN, RIAUGREEN.COM - Di tengah Era globalisasi dan kemajuan tekhnologi, seringkali adat istidat bagi sebagian kalangan masyarakat sudah dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan ketinggalan zaman. Namun tidak bisa dipungkiri, adat istiadat ternyata salah satu sarana untuk mempererat silaturahmi.
Seperti yang ditunjukan oleh masyarakat suku Mais Luhak Kepenuhan yang berada di kecamatan Kepenuhan dan Kepenuhan hulu. Luhak kepenuhan, merupakan satu dari lima luhak yang ada di kabupaten rokan hulu.
Setiap tahunya, suku mais selalu menjadikan momentum bulan syawal, sebagai ajang silatuhrami seluruh klan adatnya. Seperti kegiatan Halal bihalal, yang digelar suku mais, Ahad (31/7), di Dusun Galian Tanah, Desa Kepenuhan Barat Mulia, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu.
seluruh Pucuk Suku, Ninik Mamak, Mato-mato buah poik, anak kemenakan, orang somondo, kaum famili dan para kerabat larut dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan. Pucuk suku, mamak kemanakan, saling memafkan untuk memurnikan tali silaturahmi di bulan syawal ini.
"Mohon maaf kepada Datuk Tumonggong, Ninik mamak, mato-mato buah poik dan seluruh kaum famili atas kesalahan, tutur kata dan tikah laku anak kemenakan yang tidak sesuai dengan tutur dalam adat istiadat Suku Mais yang ada di Luhak Kepenuhan ini," ujar Abu Hasim Mamak Muah Pengasuh.
Syairuddin, Ninik mamak yang bergelar Rangkayo Mudo dalam sambutannya, menyatakan rasa bangga terhadap kekompakan anak kemenakan, Ninik mamak orang somondo yang sudah berkenan hadir untuk meramaikan acara silaturahmi Suku Mais Luhak Kepenuhan ini.
"Kekompakan ini menankadan bahwa kita (suku mais) masih memegang teguh potatah potitih adat istiadat Suku Mais," ujar Syairudin bergelar Rangkayo Mudo itu.
Sementara H Manad sebagai Pucuk Suku Mais yang bergelar Datuk Temonggong, dalam arahannya menyampaikan kepada anak kemenakan agar dapat memegang teguh adat istiadat di Suku Mais, baik itu tutur sapa, sikap dan tingkah laku kepada yang lebih tua. Begitu juga dengan Ninik Mamak dan Mato-mato buah poik untuk dapat kiranya saling menjaga gelar adat yang sudah diamanahkan, karena sebagai orang yang di tuakan hendaknya selalu member contoh yang baik kepada anak kemakan dan orang somondo.
Lebih lanjut Datuk Tomonggong menambahkan seluruh Ninik Mamak, Mato-mato Buah Poik, anak kemanakan dan orang semondo hendaknya selalu menjaga kekompakan dalam adat istiadat ini, apa pun hal yang terjadi mari sama-sama kita cari jalan keluarnya dengan baik. Sesuai potatah potitih dalam adat kita ini "Berat sama dipikul, Ringan sama dijinjing".
Pada kesempatan itu Datuk Tomonggong juga memberikan bantuan berupa beasiswa kepada anak kemenakan Suku Mais yang masih duduk dibangku perkuliahan untuk membantu biaya kuliah 45 anak kemanakan suku mais.
"Bantuan uang ini berasal dari kebun kelapa sawit Suku Mais," ujar Datuk Tomonggong.
Konsistensi suku mais dalam menjaga adat istiadat, tentunya harus menjadi sebuah pembelajaran, betapa pentingnya menjaga eksistensi adat istiadat. Dengan mempertahankan adat istiadat, tentunya akan menghindarkan kita dari sikap individualistik serta memandang penting arti dari sebuah ikatan silaturahmi. (don)