ROHUL, RIAUGREEN.COM - Penutupan total Jembatan Sungai Rokan Kiri di Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), sejak 2 Mei 2025 berdampak signifikan terhadap peningkatan volume kendaraan berat di jalur alternatif menuju Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), khususnya di ruas Jalan Mahato–Manggala.
Seluruh kendaraan, mulai dari roda dua, roda empat, hingga truk besar, kini dialihkan dari Jembatan Sei Rokan yang berada di ruas jalan provinsi Tandun–Pasir Pangaraian ke jalur alternatif melalui Dalu-Dalu (Rohul) menuju Mahato–Manggala (Rohil).
“Penutupan Jembatan Sei Rokan di Ujung Batu mengakibatkan peningkatan lalu lintas kendaraan berat di Jalan Mahato–Manggala,” ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah II Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau, Ardi Irfandi.
Menurut Ardi, saat ini rata-rata lebih dari 1.000 kendaraan berat, mayoritas merupakan truk Over Dimension Over Loading (ODOL), melintasi jalan tersebut setiap harinya. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap daya tahan jalan dan potensi kemacetan.
“Sebagian besar kendaraan bermuatan melebihi kapasitas standar. Ini sangat berisiko terhadap kerusakan jalan provinsi dan dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, UPT Jalan dan Jembatan Wilayah II telah menyiagakan alat berat serta material di sejumlah titik untuk menjaga fungsi jalan tetap optimal.
“Dari total panjang jalan Mahato–Manggala sekitar 80 kilometer, terdapat sekitar 25 kilometer yang mengalami kerusakan, mulai dari ringan hingga berat. Kami bergerak cepat untuk melakukan perbaikan begitu ditemukan kerusakan, agar jalan tetap layak digunakan,” tegas Ardi.
Langkah ini diambil demi menjaga kelancaran mobilitas masyarakat dan distribusi barang, terutama selama penutupan Jembatan Sei Rokan masih berlangsung. (McR)