DUMAI, RIAUGREEN.COM - Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (ARUK) kota Dumai, merupakan gabungan dari beberapa organisasi masyarakat baik pemuda, LSM maupun organisasi pecinta lingkungan hidup menyurati Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan terkait beredar sejumlah gambar maupun video tentang dugaan pencemaran udara maupun lingkungan akibat aktivitas bongkar muat pupuk, ampas maupun bungkil di pelabuhan Pelindo Dumai, kuat dugaan tidak sesuai standar kepelabuhanan.
Aliansi Masyarakat ini juga melayangkan surat ke Mentri Lingkungan Hidup dan Direktorat Jenderal Perhuhungan Laut Republik Indonesia.
Kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan bertanggungjawab dalam melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum keselamatan serta keamanan pelayaran, pengaturan, pengendalian. dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan komersial.
Tugas-tugas ini mencakup pengawasan lalu lintas kapal, kelaiklautan kapal, dan pelayanan jasa kepelabuhanan.
"Atas dasar itu, kita menyurati KSOP Dumai dan meminta melakukan penyetopan sementara atas dugaan pencemaran udara dan lingkungan di pelabuhan Pelindo" ungkap Riki Kurniawan , Kordinator Lapangan Aliansi Rakyat Untuk Keadilan ( ARUK) Jumat (17/10).
Sebagaimana diberitakan sejumlah media online, telah terjadi dugaan pelanggaran standar operasional di pelabuhan Pelindo Dumai, baik dari sisi kelaikan peralatan operasional maupun jaminan keselamatan kerja di area pelabuhan .
"Conveyor dan Bucket elevator milik Pelindo diduga tidak layak dan memadai hingga bongkar muat curah baik pupuk , ampas maupun bungkil sawit berterbangan, dan mencemari lingkungan hidup masyarakat sekitar," jelas Riki.
Untuk itu, pihaknya mendesak agar KSOP Dumai tidak menutup mata dalam kasus ini, karena dampak atas pencemaran udara maupun lingkungan oleh kegiatan PT Pelindo Dumai sangat merugikan masyarakat.
"Kita Mendesak agar kepala Syahbandar Dumai tidak tutup mata dalam hal ini, karena yang merasakan dampaknya adalah masyarakat, untungnya milik perusahaan," pungkas Riki lagi.
Kepala KSOP Dumai, Capt Diaz Saputra saat beberapa dihubungi melalui jaringan selular maupun fasilitas WA, masih belum memberikan merespon dan tidak menjawab. (saf)