YOGYAKARTA, RIAUGREEN.COM - Nabati Nusantara–berkolaborasi dengan Simple Plant Kitchen, UMKM kuliner vegan di Bantul–mencetak sejarah baru dalam dunia festival musik Indonesia dengan menjadi tenant Food & Beverage (F&B) pertama yang secara khusus mengusung edukasi tentang kebaikan pangan nabati untuk bumi, keadilan sosial, dan perlindungan hewan di ajang Jogjarockarta Festival 2025 di Stadion Kridosono (6-7/12/2025).
Dengan tagline “Loud Music, Loud Impact, Zero Waste” booth edukasi Nabati Nusantara menghadirkan menu 100% whole food plant-based yang dirancang secara kekinian dan inovatif, sekaligus mengedukasi ribuan pengunjung tentang bagaimana pilihan makanan berdampak langsung pada krisis iklim, deforestasi, dan eksploitasi hewan. Seluruh perlengkapan makan yang digunakan berasal dari material ramah lingkungan yang dapat terurai seperti gelas dari pati jagung, piring dari ampas tebu dilapisi daun pisang, dan sendok kayu tanpa plastik. Semua dipilih sebagai bagian dari komitmen nyata untuk mengurangi dampak sampah plastik dari industri festival.
Bandizt, bassist grup musik Shaggydog sekaligus pemilik Simple Plant Kitchen dan co-founder Nabati Nusantara yang juga seorang vegan mengatakan, “Kehadiran booth ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi Jogjarockarta, tetapi juga dalam konteks festival musik berskala besar di Indonesia. Ini juga upaya untuk menjangkau publik musik dengan menghadirkan paradigma baru bahwa musik bisa berjalan seiring dengan gaya hidup yang lebih sadar, berkelanjutan, dan lebih welas asih terhadap hewan. ”
Semua menu yang tersaji di booth pun dibuat tanpa penggunaan minyak sawit, sebagai bentuk sikap tegas terhadap krisis deforestasi di Indonesia yang banyak dipicu oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit. Menyoroti bahwa perluasan perkebunan sawit secara masif telah mempersempit hutan hujan tropis, memperparah krisis habitat satwa liar, dan berkontribusi terhadap bencana ekologis seperti banjir besar di Sumatra, Angelina Pane sebagai co-founder dan Direktur Eksekutif Nabati Nusantara berujar tegas, “Kami mengajak publik, termasuk musisi dan penggemar musik, untuk lebih kritis melihat arah kebijakan yang anehnya terus mendorong ekspansi industri sawit di tengah krisis iklim dan ekologis yang semakin nyata, karena semua terdampak!”.
Sejumlah musisi dan figur publik lintas genre menyatakan dukungan melalui video yang dipublikasikan di akun Instagram resmi Nabati Nusantara. Yang terlibat di antaranya: Stephanus Adjie (Down For Life), Melanie Subono, Paul (Rebellion Rose), Roy Agus (Death Vomit), Hendi “Skinhead Bop”--seorang vegetarian–dan Hasbi (The Glad).
Melanie Subono–aktivis kemanusiaan dan musisi vegan–menyampaikan, “Gue sangat mendukung Nabati Nusantara dengan edukasi pangan 100% nabati yang nggak jahat untuk lingkungan, hewan, dan siapa pun. Karena apa yang baik buat bumi, pasti baik buat kita. Bersenang-senang boleh, tapi jangan lupa dengan lingkungan lo ya, action speaks louder, itu yang bedain lo sama pejabat!”
“Saya mendukung apapun perjuangan dan upaya yang lebih baik buat bumi dan semua. Seru sekali ada booth Nabati Nusantara yang menunya ramah iklim dan sehat, apalagi packagingnya juga ramah lingkungan. Perubahan dan krisis iklim itu nyata. Ingat, tidak akan ada musik on a dead planet!”, komen Stephanus Adjie, vokalis Down For Life yang aktif bersuara untuk isu kemanusiaan dan lingkungan hidup. Adjie juga menunjukkan dukungannya dengan menyambangi booth Nabati Nusantara di venue.
Momen unik terjadi ketika Whitfield Crane, vokalis band internasional Ugly Kid Joe, secara khusus meminta untuk diantarkan menu-menu dari booth Nabati Nusantara setelah tampil di panggung Jogjarockarta di hari pertama. Ia menyampaikan bahwa beberapa personel band-nya, termasuk dirinya sendiri, mempraktikkan gaya hidup plant based dan sangat mendukung pergerakan Nabati Nusantara. Hal ini menjadi bukti bahwa inisiatif lokal Indonesia memiliki daya tarik hingga ke level musisi internasional.
Salah satu elemen yang menarik perhatian pengunjung adalah booklet edukasi bernuansa band Helloween yang dibagikan di booth sebagai bagian dari misi memperluas kesadaran publik melalui pendekatan langsung dan interaktif. Meski Helloween batal tampil di Jogjarockarta, semangatnya tetap dihadirkan melalui desain dan pesan dalam booklet — terinspirasi oleh fakta bahwa dua personel Helloween adalah vegan: Sascha Gerstner (gitaris) dan Dani Löble (drummer).
“Menanggapi respon positif dari rekan-rekan musisi dan antusiasme penggemar musik di Jogjarockarta, ini menunjukkan bahwa festival musik dapat menjadi ruang strategis untuk menyebarkan kesadaran akan masa depan pangan yang lebih adil bagi manusia, hewan, dan bumi. Pergerakan ini harus berlanjut dan kami sangat terbuka untuk berkolaborasi ke depannya,”, pungkas Bandizt Shaggydog selaku pendiri Nabati Nusantara.
Nabati Nusantara adalah organisasi nirlaba akar rumput berbasis relawan di Yogyakarta, Indonesia. Bergerak sejak 2024 di bidang edukasi dan advokasi yang mendorong peralihan ke sistem pangan berbasis nabati, dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan hidup, penanganan krisis iklim, kesehatan, keadilan sosial dan ketahanan pangan, serta perlindungan hewan. Didirikan oleh Bandizt, musisi peduli yang juga direktur organisasi perlindungan hewan Animal Friends Jogja.
Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia. AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hewan yang Berhubungan dengan Departemen Informasi Publik PBB), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals (AFFA), Asia for Animals (AfA), dan Open Wing Alliance (OWA).