RIAUGREEN.COM - Reaksi keras diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah parlemen Irak menyatakan sepakat untuk mengusir tentara AS, usai seorang jenderal Iran tewas dalam serangan drone AS di Baghdad. Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Irak jika pengusiran sungguh terjadi.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (6/1/2020), Trump menyatakan bahwa Irak, yang merupakan sekutu AS, akan diperlakukan sama seperti Iran -- musuh AS -- jika tentara-tentara AS sungguh diusir dari Irak dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Diketahui bahwa perekonomian Iran hancur akibat sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS dan beberapa negara lainnya.
"Jika mereka meminta kita untuk pergi -- jika kita tidak melakukannya dengan cara yang sangat ramah -- kita akan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya," ucap Trump merujuk pada Irak.
"Itu akan membuat sanksi-sanksi Iran terlihat sedikit lunak," cetusnya.
"Jika ada permusuhan, jika mereka melakukan apapun yang kita anggap tidak pantas, kita akan menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Irak, sanksi sangat besar terhadap Irak," tegas Trump.
Disebutkan Trump bahwa pangkalan AS di Irak 'sangat amat mahal'. Trump menyatakan bahwa AS tidak akan pergi dari Irak tanpa diberi ganti rugi atas investasi militer selama bertahun-tahun di Irak.
"Kita tidak akan pergi sampai mereka (Irak-red) membayar kembali pada kita," tegasnya.
Mayoritas anggota parlemen Irak, dalam voting pada Minggu (5/1), sepakat mendukung resolusi yang meminta pemerintah Irak mengakhiri kesepakatan dengan koalisi internasional pimpinan AS yang mendasari pengerahan tentara AS dalam misi memerangi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sejak tahun 2014.
Voting digelar usai serangan AS menewaskan Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani dan tokoh militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, yang merupakan wakil komandan milisi Hashed al-Shaabi yang pro-Iran.
Diketahui bahwa sekitar 5.200 tentara saat ini ditugaskan di berbagai pangkalan militer Irak untuk mendukung tentara-tentara lokal dalam mencegah bangkitnya ISIS. Pengusiran tentara AS secara resmi masih harus menunggu keputusan dari pemerintah Irak yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Adel Abdul Mahdi. Jika pemerintah Irak menyetujui hasil voting parlemen, maka secara efektif tentara-tentara AS harus segera meninggalkan Irak.
PM Abdul Mahdi dalam pernyataan di hadapan parlemen mengindikasikan dirinya akan mendukung pengusiran tentara AS dari Irak. Dia menyatakan ada dua opsi yang bisa diambil, yakni pengusiran segera atau penarikan bertahap di bawah kerangka waktu yang ditetapkan.(detik.com)