- - 85% bisnis dari kawasan tersebut menyatakan mereka berencana berpartisipasi dalam periode belanja meriah.
- - Hampir 75% konsumen yang disurvei di pasar yang sama berniat menjadi pembeli aktif.
- - Kepercayaan konsumen tetap menjadi tantangan, karena hanya sekitar setengah dari pembeli di kawasan ini yang mempercayai penawaran yang disajikan—menekankan pentingnya transparansi dan pengiriman yang andal.
SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Black Friday dan Cyber Monday semakin dekat, dan para retailer di Asia Pasifik bersiap menghadapi salah satu periode belanja tersibuk sepanjang tahun. Laporan perdana DHL eCommerce Trends Report: Business Edit mengungkapkan bahwa Black Friday/Cyber Monday tetap menjadi acara utama dalam kalender penjualan retailer online. Laporan ini didasarkan pada survei terhadap 4.050 bisnis di 19 negara, termasuk Australia, India, Malaysia, dan Thailand di wilayah Asia Pasifik.
Momentum penjualan positif diprediksi di Asia Pasifik
Di seluruh Asia Pasifik, 85% bisnis menyatakan akan berpartisipasi dalam Black Friday/Cyber Monday tahun ini. Thailand memimpin dengan 92% bisnis yang mengonfirmasi rencana partisipasi, diikuti India dengan 90% responden. Antusiasme ini menunjukkan pentingnya strategi dari acara ini bagi retailer yang ingin menutup tahun dengan hasil penjualan tinggi.
Momentum penjualan terlihat jelas: Hampir 7 dari 10 (69%) perusahaan e-commerce di Asia Pasifik melaporkan peningkatan penjualan Black Friday/Cyber Monday pada 2024 dibandingkan 2023. Thailand kembali memimpin dengan 88% perusahaan mencatatkan peningkatan penjualan—tertinggi secara global. Pasar lain di kawasan ini juga mencatat penjualan lebih kuat selama periode Black Friday/Cyber Monday. Bahkan, 1 dari 2 perusahaan di Asia Pasifik menyatakan mereka menjual lebih banyak selama periode ini.
Penawaran besar, harapan lebih besar
Laporan ini juga menunjukkan bahwa pembeli online berniat berbelanja selama Black Friday/Cyber Monday. Menurut DHL eCommerce Trends Report: Shopper Edit, hampir 3 dari 4 pembeli global berencana berbelanja pada periode ini, dengan konsumen Asia Pasifik menunjukkan antusiasme serupa. Sekitar 7 dari 10 pembeli di kawasan ini akan aktif berbelanja selama Black Friday, dengan Thailand dan Australia memimpin di 78% dan 73%. Tiga kategori produk teratas yang diminati pembeli adalah elektronik, pakaian, dan alas kaki.
DHL eCommerce Trends Report: Shopper Edit melakukan survei terhadap 24.000 pembeli online di 24 pasar utama dunia, termasuk empat negara APAC: Australia, India, Malaysia, dan Thailand.
Namun, kepercayaan tetap menjadi faktor kritis. Di Asia Pasifik, 79% retailer percaya pelanggan sepenuhnya mempercayai penawaran mereka, dibandingkan rata-rata global 69%. Namun, hanya sekitar setengah pembeli di kawasan ini yang mengaku sepenuhnya atau sebagian besar mempercayai penawaran dan harga Black Friday dari retailer. Hal ini tercermin pada 55% pembeli Australia, 41% India, 38% Malaysia, dan 30% Thailand—menunjukkan adanya kesenjangan persepsi yang harus diatasi oleh para retailer.
“Black Friday kini bukan hanya soal diskon—ini soal kepercayaan dan pengalaman. Di Asia Pasifik, konsumen masih antusias berbelanja, namun kepercayaan mereka dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi serta keandalan penawaran retailer. Retailer harus meningkatkan transparansi dan kualitas pengiriman untuk menangkap peluang yang diberikan oleh mega-event belanja ini,” tutur Pablo Ciano, CEO DHL eCommerce, dalam rilis, Rabu (26/11/2025).
Meskipun diskon dan penawaran eksklusif menjadi motivator utama bagi pembeli online, opsi pengiriman dan keberlanjutan bisa menjadi faktor penentu. Pembeli Asia Pasifik akan meninggalkan keranjang belanja jika opsi pengiriman yang mereka inginkan tidak tersedia atau jika ada kekhawatiran terkait keberlanjutan. Meski 88% perusahaan e-commerce Asia Pasifik mengaku keberlanjutan penting bagi bisnis mereka, tidak semua menunjukkan dampak lingkungan dari pengiriman atau pengembalian kepada pelanggan. Selain itu, meskipun “penawaran pengiriman” adalah salah satu alasan utama keranjang ditinggalkan, setengah dari bisnis tetap bekerja sama dengan penyedia logistik yang “lebih murah” namun memiliki kepercayaan merek rendah.
Saat Asia Pasifik memasuki musim belanja puncak, Black Friday dan Cyber Monday tetap menjadi pengungkit pertumbuhan yang kuat. Meskipun konsumen berhati-hati, selera mereka terhadap nilai, kenyamanan, dan pengalaman berbasis kepercayaan tetap jelas. Retailer yang mengutamakan transparansi, memprioritaskan keberlanjutan, dan menepati janji mereka tidak hanya akan meraih penjualan selama acara ini tetapi juga membangun hubungan jangka panjang di tengah persaingan e-commerce yang semakin ketat.
Untuk mengeksplorasi seluruh temuan utama, kunjungi: DHL eCommerce insights
DHL – Perusahaan Logistik untuk Dunia
DHL adalah merek global terkemuka di industri logistik. Divisi-divisi DHL menawarkan portofolio layanan logistik yang tak tertandingi, mulai dari pengiriman paket nasional dan internasional, pengiriman e-commerce dan solusi pemenuhan pesanan, ekspres internasional, transportasi darat, udara, dan laut, hingga manajemen rantai pasok industri. Dengan sekitar 400.000 karyawan di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia, DHL menghubungkan orang dan bisnis secara aman dan andal, memungkinkan aliran perdagangan global yang berkelanjutan. Dengan solusi khusus untuk pasar dan industri yang berkembang, termasuk teknologi, ilmu hayat dan kesehatan, teknik, manufaktur & energi, otomotif & mobilitas, serta ritel, DHL secara tegas diposisikan sebagai “Perusahaan Logistik untuk Dunia”.
DHL merupakan bagian dari DHL Group. Grup ini menghasilkan pendapatan sekitar 84,2 miliar euro pada 2024. Dengan praktik bisnis yang berkelanjutan serta komitmen terhadap masyarakat dan lingkungan, Grup ini memberikan kontribusi positif bagi dunia. DHL Group menargetkan pencapaian logistik dengan emisi nol bersih (net-zero) pada tahun 2050.






