HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Pasien di Asia menginginkan gangguan minimal pada kehidupan sehari-hari mereka saat mencari perawatan medis. Hal ini berdasarkan penelitian dari Economist Impact yang dipesan oleh Prudential plc (Prudential). Laporan berjudul “Patient voices: experiences of healthcare access in Asia” ini meneliti bagaimana masyarakat di Hong Kong, Indonesia, Malaysia, dan Singapura mengakses dan mengalami layanan kesehatan.

Studi yang dilakukan antara April-Mei 2025 ini mengacu pada survei terhadap lebih dari 4.200 pasien serta wawancara dengan para ahli terkemuka. Laporan ini mengungkapkan bahwa ribuan orang di Hong Kong, Indonesia, Malaysia, dan Singapura merasa mendapatkan perawatan medis adalah sesuatu yang merepotkan, dengan lebih dari delapan dari sepuluh orang mengaku menunda untuk mencari perawatan.

Pasien Asia menyoroti tiga “titik sakit” utama:

  • - Mendapatkan bantuan medis membingungkan: 55 persen responden mengatakan mereka tidak tahu di mana harus mengakses perawatan ketika memiliki masalah kesehatan. Mereka melaporkan kesulitan dalam memesan janji, waktu tunggu yang lama, dan proses pembayaran yang kompleks.
  • - Biaya tinggi dan tidak jelas: Sepertiga responden mengatakan biaya perawatan kesehatan seringkali lebih tinggi dari yang mereka perkirakan. Hampir lima dari sepuluh orang mengandalkan jaring pengaman sosial seperti keluarga, amal, pinjaman, atau penggalangan dana. Dari 80% responden yang mengaku menunda mendapatkan perawatan, ketakutan menjadi beban finansial atau perawatan bagi orang terdekat menjadi alasan yang paling sering disebutkan, sebesar 22 persen.
  • - Pasien tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan: 55 persen pasien mengatakan mereka tidak memiliki informasi yang tepat untuk membuat keputusan tentang pengobatan mereka, dengan hampir 40 persen menggunakan alat digital termasuk kecerdasan buatan (AI) untuk panduan pengobatan setelah diagnosis awal.

“Pasien di Asia menginginkan sistem kesehatan yang bekerja untuk mereka – yang terasa sederhana dan mudah diakses, serta mampu memberikan perawatan tepat waktu. Di Prudential, kami percaya inilah area di mana kami dapat memberikan dampak terbesar bagi ketenangan pikiran pelanggan kami; dengan hadir untuk mereka sejak mereka menjadi pasien, dan membimbing mereka di setiap tahap diagnosis, pengobatan, dan pemulihan. Ini berarti bekerja erat dengan mitra layanan kesehatan kami agar pasien merasa dipahami dan didukung, serta melakukan bagian kami untuk membuat biaya perawatan kesehatan menjadi jelas dan dapat diprediksi. Dengan menjadikan layanan kesehatan tanpa kekhawatiran dan kerepotan bagi masyarakat Asia, kami dapat membantu pasien fokus pada hal terpenting – yaitu kesembuhan,” ungkap Arjan Toor, CEO Health di Prudential plc, dalam rilisya, Kamis (17/9/2025).

Pasien membutuhkan bantuan yang lebih jelas untuk menemukan perawatan yang tepat

Pasien mengatakan faktor utama yang membuat mereka merasa tenang saat mencari perawatan adalah gangguan minimal terhadap kehidupan sehari-hari. Namun hampir 60 persen merasa kunjungan ke dokter umum (GP) tidak nyaman. Mereka mengeluhkan sulit mendapatkan janji dan merasa proses penagihan serta asuransi membingungkan.

Pasien menunda perawatan karena biaya tak terduga dan risiko finansial bagi keluarga

Pasien di Asia mengatakan faktor kedua terpenting untuk ketenangan pikiran adalah mengetahui mereka mampu membayar perawatan mereka. Namun banyak yang terkejut dengan biaya tersembunyi atau tak terduga, misalnya untuk konsultasi spesialis, biaya administrasi, atau obat-obatan. Menurut survei, biaya tak terduga ini termasuk lima penghalang utama dalam mengakses perawatan.

Mekanisme pembayaran formal, seperti perawatan yang disubsidi pemerintah atau asuransi kesehatan publik, umum digunakan di Hong Kong dan Singapura. Sementara di Malaysia dan Indonesia, banyak pasien menggunakan sumber alternatif seperti pinjaman dan penggalangan dana untuk menutupi tagihan mereka. Beberapa menunda perawatan karena khawatir kehilangan penghasilan atau menjadi beban finansial bagi keluarga. Di Indonesia, misalnya, 93 persen pasien melaporkan menunda perawatan.

Pasien semakin mempercayai sumber digital untuk panduan keputusan pengobatan setelah diagnosis

Setelah diagnosis, hampir 40 persen pasien beralih ke sumber digital, seperti AI, untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka. Hal ini mencerminkan keinginan pasien untuk mengisi kekosongan pengetahuan mereka dan menunjukkan kebutuhan penting akan sumber daya online yang dapat dipercaya.

Membentuk layanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien

Memperbaiki akses ke layanan kesehatan akan membutuhkan kerja sama antara penyedia layanan, perusahaan asuransi, pemerintah, inovator teknologi, dan sektor publik. Laporan ini menggarisbawahi bahwa penciptaan harga yang lebih transparan, proses yang lebih jelas, dan peningkatan akses digital ke informasi akan memudahkan akses perawatan dan membuatnya lebih personal sehingga pasien merasa didukung di setiap langkahnya.

https://www.prudentialplc.com