• Home
  • GreenStyle
  • Hati Hati, Cuaca Panas Ekstrem bisa Picu Penyakit Ini Timbul

Hati Hati, Cuaca Panas Ekstrem bisa Picu Penyakit Ini Timbul

Sabtu, 14 Mei 2022 | 16:19
Ilustrasi cuaca panas. ©Shutterstock/Pakhnyushcha

RIAUGREEN.com - Dampak pemanasan global semakin hari terasa nyata bagi kehidupan penduduk bumi. Suhu terik, diikuti dampak kesehatan yang memburuk bagi manusia.

Pakar kesehatan lingkungan, Dicky Budiman berpendapat Indonesia memiliki potensi heatwave, atau gelombang panas ekstrem. Warga Indonesia dituntut cepat beradaptasi, seiring ancaman penyakit yang mengintai.

"Heatwave di Indonesia akan mulai. Ini perilaku manusia yang sangat lambat untuk berubah," kata Dicky kepada merdeka.com, Sabtu (14/5).

Lantas penyakit apa saja yang akan muncul jika individu terpapar suhu terik dalam durasi cukup lama' Menurut Dicky, akan banyak masalah kesehatan terhadap individu pada kondisi heatstroke, serangan suhu terik di antaranya;

Penggumpalan darah

Dicky menjelaskan, kondisi penggumpalan darah akan sangat berbahaya terhadap kesehatan tubuh. Sebab, jika penggumpalan terjadi di jantung maka akan terjadi serangan jantung.

Ginjal

Sebagaimana diketahui, tubuh manusia umumnya memiliki dua ginjal yang berada di bawah tulang rusuk dan dekat area punggung sisi kiri dan kanan. Fungsi ginjal yaitu menyaring pembuangan limbah, mengendalikan keseimbangan air, mengendalikan sel darah merah.

Jika fungsi ginjal terganggu, dampak terhadap tubuh di antaranya dapat menimbulkan anemia, demensia, penyakit pada hati, komplikasi jantung dan pembuluh darah.

Hiponatremia pada Wanita

Dicky menjelaskan, dampak suhu ekstrem sedikitnya akan berbeda berdasarkan gender. Khusus bagi wanita, jika terekspos suhu tinggi dalam durasi yang cukup sering maka akan menimbulkan hiponatremia.

"Masalah kerentanan dari wanita itu pada hiponatremia, kondisi di mana sodium level atau natrium level menjadi sangat rendah dan itu berbahaya," kata dia.

Hiponatremia dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak yang berujung pada komplikasi, seperti; perubahan status mental, kejang, koma, dan kematian.

"Dan penyakit-penyakit lainnya sebagai dampak suhu panas ini, berdasarkan literatur, pemulihannya relatif bisa lama," tutupnya.

Tidak ada bentuk perlindungan diri bagi individu terhadap suhu terik, kecuali dengan menjaga cairan tubuh (rehidrasi), menggunakan topi atau apapun sebagai bentuk peneduh area kepala dan tubuh, dan segera berupaya secara konsisten untuk menekan suhu bumi.

Penjelasan BMKG

Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kondisi suhu panas yang cukup terik beberapa hari belakangan ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada periode 1-7 Mei suhu rerata di Indonesia 33-36,1° celsius.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menyampaikan, daerah dengan suhu tertinggi yaitu 36,1° celcius terjadi di Tangerang dan Kalimantan Utara.

Guswanto menjelaskan, banyak faktor yang memicu suhu panas di Indonesia cukup tinggi. Misalnya; posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator, yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang. Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi

Kemudian, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi. Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

"Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena Gelombang Panas," tegasnya.

Guswanto menyampaikan, berdasarkan organisasi meteorologi dunia, WMO, gelombang panas atau dikenal dengan Heatwave, merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut. Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.

"Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah," imbuhnya.

Sedangkan, kata Guswanto, yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian.

Kondisi ini masih patut diwaspadai oleh masyarakat hingga pertengahan Mei.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari dan juga kepada warga yang akan melaksanakan perjalanan mudik atau mudik balik supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pesan Guswanto.

( Sumber : Merdeka )


BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top