PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Industri sawit selain memproduksi minyak kelapa sawit dan banyak produk turunannya yang sangat berguna bagi masyarakat juga mampu menghasilkan tenaga listrik dalam jumlah sangat besar yang diperoleh dari limbahnya. Senin (29/8/2016)
Tenaga listrik yang didapat dari sumber terbarukan ini mempunyai potensi untuk memecahkan masalah kelangkaan listrik nasional. Hal ini telah dibuktikan oleh Asian Agri yang telah membangun lima pembangkit listrik tenaga biogas di Riau, Jambi dan Sumatra Utara, yang masing-masing PLTBg mampu menghasilkan 2 MW listrik. Salah satu PLTBg yang ada di Riau berada di Kabupaten Pelalawan.
Sementara pantauan di daerah menunjukkan bahwa kebutuhan listrik di pabrik sawit sendiri tak lebih dari 700 kilowatt, sehingga masih ada sisa atau kelebihan listrik (excess power) sebesar 1,3 MW. Seandainya 1 rumah tangga sederhana membutuhkan 900 watt, maka kelebihan listrik Asian Agri saat ini dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 7.000 rumah tangga.
Perusahaan kelapa sawit yang didirikan oleh Sukanto Tanoto ini sendiri menargetkan akan membangun hingga 20 unit sampai tahun 2020. Dengan demikian pada tahun tersebut, sekitar 28.000 rumah akan dapat menikmati tenaga listrik ini.
Sebagai warga korporasi yang mendukung Pemerintah mengurangi ketergantungan impor BBM dan membantu menyediakan energi alternatif yang ramah lingkungan dan menjadikan program keberlanjutan, Asian Agri telah menghasilkan energi terbarukan yakni biodiesel, dan mengolah limbah cair sawit (POME) untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi listrik.
Tidak terhenti di situ, pengolahan POME juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan 42% lahan dikelola petani, luas perkebunan Indonesia sekitar 8,4 juta hektar dapat menghasilkan 21,3 juta ton minyak sawit.
Bayangkan jika seluruh pelaku industri kelapa sawit mengambil peran melakukan inisiatif serupa. Masalah kelangkaan listrik nasional akan terpecahkan tanpa perlu investasi dari pemerintah, dan masyarakat tidak perlu menunggu terlalu dalam kegelapan.
Wilda Humas Asian Agri menjelaskan, Asian Agri Group merupakan perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR - Trans).
Saat ini, perusahaan mengelola 100.000 hektar lahan dan bermitra dengan 29.000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60.000 hektar perkebunan kelapa sawit.
"Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001," Ujarnya.
Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant - Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi. Pabrik minyak kelapa sawit dan perkebunan di Buatan, Ukui, Soga, Tungkal Ulu & Muara Bulian juga telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).