• Home
  • Nasional
  • KADIN Indonesia & IOM Luncurkan Climate Catalytic Fund: Mendorong Solusi Adaptasi Perubahan Iklim yang Inovatif dan Inklusif

KADIN Indonesia & IOM Luncurkan Climate Catalytic Fund: Mendorong Solusi Adaptasi Perubahan Iklim yang Inovatif dan Inklusif

Rabu, 01 Oktober 2025 | 14:46

JAKARTA, RIAUGREEN.COM – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama International Organization for Migration (IOM) resmi meluncurkan Climate Catalytic Fund (CCF), sebuah mekanisme pendanaan inovatif untuk mempercepat solusi adaptasi perubahan iklim di Indonesia. Acara ini dihadiri lebih dari 85 perwakilan pemerintah, swasta, lembaga internasional, media, dan organisasi masyarakat sipil. Peluncuran ini menandai tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara KADIN dan IOM pada Agustus 2025, serta menjadi tonggak kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan perubahan iklim, migrasi, dan keberlanjutan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

Komitmen Dunia Usaha untuk Transisi Hijau

Dalam sambutannya, Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie menegaskan peran strategis dunia usaha dalam menggerakkan transisi hijau dan membangun ketangguhan terhadap bencana.

“CCF menghadirkan model kemitraan strategis yang dapat menyatukan pemangku kepentingan untuk mendorong dekarbonisasi, elektrifikasi, sekaligus menjaga biodiversitas. Melalui pendanaan ini, kita menggerakkan seluruh komponen ekonomi swasta, BUMN, UMKM, hingga koperasi menuju visi Indonesia Incorporated dan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Anindya.

Sementara itu, Jeffrey Labovitz, Chief of Mission IOM Indonesia, menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta: “Perpindahan penduduk akibat iklim adalah isu mendesak yang mempengaruhi jutaan orang. Kita membutuhkan kemitraan dunia usaha untuk memobilisasi dana adaptasi iklim, memastikan investasi mengalir ke solusi yang berkelanjutan dan inklusif.”

Sorotan dari Seminar: Pendanaan, Inovasi, dan Kolaborasi

Diskusi dalam seminar memperlihatkan bagaimana berbagai pihak memandang pendanaan perubahan iklim sebagai isu yang sangat strategis. Perwakilan IOM menekankan pentingnya regulasi yang kuat dan perencanaan keuangan yang matang sebagai fondasi, serta kebutuhan untuk memperkuat kemitraan dan berbagi praktik baik antar pemangku kepentingan. KADIN menyoroti peran krusial sektor swasta, terutama melalui konsep business help business yang diyakini mampu menjangkau kelompok usaha mikro dan informal yang selama ini belum teregistrasi dan sering terlewat dalam berbagai program pendanaan.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memaparkan strategi manajemen risiko dengan menerapkan asuransi bagi aset Barang Milik Negara, langkah proaktif untuk memitigasi potensi kerugian akibat bencana. Sementara itu, BNPB menekankan pentingnya risk mapping assessment yang akurat guna memperkuat langkah antisipasi, serta menyoroti perlunya inovasi untuk menjawab tantangan khusus di daerah-daerah seperti NTT yang menghadapi risiko kekeringan berkepanjangan.

Dari sisi korporasi, sejumlah perusahaan BUMN dan swasta menunjukkan komitmen nyata terhadap adaptasi perubahan iklim. PLN menyampaikan pengalaman menghadapi ancaman kekeringan, petir, dan longsor yang kerap mengganggu pasokan listrik, sementara Pertamina memaparkan program Desa Energi Berdikari yang terbukti mendorong kemandirian energi masyarakat desa. KADIN sendiri menggarisbawahi program gotong royong renovasi rumah tidak layak huni maupun rumah terdampak bencana sebagai bentuk kontribusi nyata, sedangkan Astra International menampilkan inisiatif CSR yang mengandalkan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

Seluruh rangkaian diskusi ini menegaskan satu kesimpulan penting, bahwa semua pihak memiliki kehendak yang sama untuk berkolaborasi dalam kerangka aksi mitigasi risiko perubahan iklim, dengan peran berbeda namun saling melengkapi untuk menciptakan ketahanan yang lebih kuat bagi masyarakat dan dunia usaha.

Peran KADIN Bidang Sosial & Penanggulangan Bencana: Jaringan Pengaman Bisnis sebagai Solidaritas untuk Bertahan dan Bangkit

Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Sosial & Penanggulangan Bencana, Suryani Motik, menegaskan kesiapsiagaan bencana merupakan fondasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Melalui program Business Neighborhood Resilience Framework (BNRF), KADIN membekali pelaku usaha, khususnya UMKM, dengan panduan praktis menghadapi bencana.

“Kami percaya bisnis bisa membantu bisnis lainnya. Dengan solidaritas dan kesiapan, pengusaha kecil dapat bertahan dan bangkit pasca bencana,” ujarnya.

Menuju Indonesia Emas 2045 yang Tangguh

Peluncuran CCF menegaskan peran strategis KADIN sebagai rumah besar dunia usaha, tidak hanya dalam mendorong ekonomi hijau, tetapi juga memperkuat ketahanan bisnis di semua tingkatan. Melalui sinergi sektor publik, swasta, UMKM, dan komunitas, CCF diharapkan menjadi model kolaborasi efektif menuju Indonesia Emas 2045 yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh.

 

Kadin Bidang Sosial Dan Penanggulangan Bencana

Kontak: Suryani Motik (+62-811-992-434



BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top