- Home
- MediaOutReach
- Kerja Sama Rupiah–Yuan Jadi Langkah Baru Indonesia Jaga Stabilitas Ekonomi – Wawasan EBC Financial Group
Kerja Sama Rupiah–Yuan Jadi Langkah Baru Indonesia Jaga Stabilitas Ekonomi – Wawasan EBC Financial Group
Jumat, 06 Juni 2025 | 10:08
JAKARTA, INDONESIA -
Media OutReach Newswire
- Sebagai salah satu mitra dagang terbesar Tiongkok di
kawasan ASEAN, Indonesia mencatat nilai perdagangan bilateral sebesar
USD147,80 miliar pada 2024, tumbuh 6,1% secara tahunan (YoY). Kunjungan
kenegaraan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, ke Jakarta menjelang KTT
ASEAN-GCC-Tiongkok menghasilkan penandatanganan empat nota kesepahaman
(MoU), termasuk pembaruan penting dalam skema Local Currency Settlement
(LCS) antara Bank Indonesia (BI) dan People's Bank of China (PBOC). EBC
Financial Group (EBC), perusahaan pialang global, melihat perjanjian ini
sebagai langkah strategis yang dapat memperkuat ketahanan ekonomi
Indonesia di tengah perubahan peta keuangan internasional.
Peluang Sektoral: Fondasi Penguatan Hubungan RI–Tiongkok
Kesepakatan mendukung kerangka LCS Indonesia di sektor kunci.
Perdagangan dan pariwisata diuntungkan dari kemudahan visa, menargetkan 2
juta wisatawan Tiongkok di 2025. Komitmen USD5 miliar untuk kawasan
industri kembar (Fujian-KEK Batang) akan ciptakan 100.000+ lapangan
kerja. Inisiatif soft power seperti riset vaksin TB dan kolaborasi media
mempererat hubungan masyarakat.
Terobosan LCS: Kedaulatan Finansial dalam Aksi
Kesepakatan antara Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Tiongkok (PBOC)
membuka jalan penggunaan langsung Rupiah-Yuan dalam transaksi rekening
modal. Langkah ini membawa tiga manfaat utama:
- - Perisai Perdagangan: Perdagangan bilateral (USD147,80 miliar
pada tahun 2024, +6,1% YoY) menghindari konversi USD yang mahal untuk
ekspor seperti minyak sawit dan nikel.
- - Penyangga Pemangkasan Suku Bunga: BI memperoleh fleksibilitas dengan 5,3% cadangan dalam Yuan, pelonggaran kebijakan tanpa mengganggu stabilitas Rupiah.
- - Leverage BRICS: Akses ke pendanaan Bank Pembangunan Baru
mendukung agenda infrastruktur Presiden Prabowo senilai USD20 miliar,
mengurangi ketergantungan pada Dolar.
"Ini bukan soal menghemat biaya transaksi semata—ini redefinisi DNA
keuangan Indonesia," ujar David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK)
Ltd. "Dengan memperluas arus dagang dan investasi berbasis Yuan, BI
tengah membangun benteng dari gejolak kebijakan The Fed.
Langkah Baru ASEAN: Persatuan di Tengah Gejolak Global
Perdagangan Tiongkok-ASEAN mencapai USD330 miliar (Jan-Apr 2025, +9,2%
YoY), dengan Indonesia memimpin integrasi regional. Pembaharuan
perjanjian CAFTA 3.0 dan KTT ASEAN-GCC-Tiongkok menandai kemitraan
ekonomi yang lebih beragam. Seperti yang dicatat Barrett, "Indonesia
sedang menyusun cetak biru untuk diversifikasi moneter. Kesepakatan
Penyelesaian Mata Uang Lokal (LCS) menggambarkan bagaimana ekonomi
menengah dapat mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada satu mata
uang dominan, menyeimbangkan kohesi regional dengan standar global."
Untuk mengetahui analisis pasar dan tren ekonomi makro EBC di Indonesia, kunjungi
www.ebc.site/id/
https://www.linkedin.com/company/ebcgroup/
https://x.com/EBCGROUP_Global
https://www.instagram.com/ebcfinancialgroup/
BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR