- Home
- Dunia
- Sanksi Nuklir Dicabut, Iran Di Prediksi Akan Pencundangi Ekonomi Amerika?
Sanksi Nuklir Dicabut, Iran Di Prediksi Akan Pencundangi Ekonomi Amerika?
Rabu, 13 Januari 2016 | 13:51
ilustrasi bangunan reaktor nuklir. (foto internet)
RIAUGREEN.COM - Iran dan enam negara Barat dipimpin Amerika Serikat, telah menuntaskan perjanjian terkait teknologi nuklir di Kota Wina, Austria, Selasa (14/7) tahun lalu. Iran, negara mayoritas Syiah, diizinkan memiliki teknologi nuklir untuk tujuan damai. Dengan demikian, sanksi ekonomi yang sejak tiga tahun terakhir menimpa Negeri Para Mullah itu dicabut.
Saat ini, Iran tidak sabar untuk membuka ekonomi dan bisnisnya ke pasar global. Dalam hitungan minggu, masyarakat internasional resmi mengangkat sanksi ekonomi dan Iran kembali ke pasar dunia.
Namun demikian, pengusaha-pengusaha di Amerika Serikat tidak begitu menginginkan Iran sangat terbuka di pasar global. Amerika memang mencabut sanksi nuklir sebagai bagian kesepakatan bersejarah, tetapi banyak sanksi ekonomi yang akan masih diterapkan.
Melihat kondisi ini, hampir mustahil bagi pengusaha Amerika untuk mulai berbisnis di Iran atau sekadar bermitra dengan perusahaan Iran. Sebaliknya, Eropa membuka hampir semua lini perdagangan dengan Iran. Hasilnya, pengusaha Eropa menang dan pengusaha Amerika akan kalah.
"Tidak ada hukum komprehensif yang memungkinkan perusahaan AS beroperasi di Iran dalam waktu dekat. Ini akan membuat pengusaha Amerika menjadi pecundang terbesar dari kesepakatan nuklir ini," kata seorang sarjana Timur Tengah di Harvard, Majid Rafizadeh seperti ditulis CNN, Rabu (12/1).
Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran belakangan ini saja membuat Amerika lebih berhati-hati. Berikut fakta dicabutnya sanksi nuklir Iran akan pecundangi pengusaha Amerika.
1. Eropa cabut sanksi, tidak dengan Amerika
Kesepakatan perjanjian terkait teknologi nuklir yang telah ditandatangani Iran dengan 6 negara lain yaitu AS, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia dan China dibangun atas prinsip yang sederhana. Iran setuju untuk membuka fasilitas nuklirnya dan dilakukan inspeksi serta pemantauan. Kebijakan Iran dibayar dengan dicabutnya sanksi ekonomi. Sebenarnya, Iran suah ingin keluar ke pasar global sejak 1979.
Dunia sekarang menunggu hari pelaksanaan dibebaskannya Iran dari sanksi ekonomi. Badan Energi Atom Internasional telah memverifikasi bahwa Iran telah memenuhi komitmen soal nuklir. Tanggal pasti soal kembalinya Iran ke pasar global belum pasti, tapi dipastikan awal 2016 ini.
Setelah itu, Iran akan bisa menjual minyaknya ke pasar global dan perbankan di negara tersebut juga akan terhubung ke sistem global. Amerika dimungkinkan untuk menjual pesawat penumpang komersial ke Iran, dan Iran dimungkinkan menjual karpet Persia dan makanan ke AS.
Tapi Eropa akan jauh lebih senang. Mereka akan sangat mudah menjual sesuatu, mulai dari mobil, kereta api hingga asuransi ke Iran.
"Sepertinya banyak negara terburu-buru untuk menandatangani kontrak dengan Iran. Sedangkan Obama (Presiden Amerika Serikat) belum memutuskan apakah akan memberi izin perusahaan AS ke Iran atau tidak," kata Rafizadeh.
Jika ingin melakukan hubungan bisnis dengan Iran, perusahaan Amerika SErikat terlebih dulu harus mengurus izin ke Departemen Keuangan. Sedangkan departemen keuangan belum memberi sinyal akan memberi izin.
"Embargo dari AS masih akan tetap dilakukan bahkan setelah sanksi nuklir Iran dicabut. Ini karena kekhawatiran dampak lain dari program nuklir Iran."
2. Potensi pasar Iran sangat besar
Iran merupakan salah satu negara dengan potensi ekonomi besar di dunia, dan ini bukan hanya untuk minyak. Meski tidak sebesar China, tapi Iran jauh lebih besar dibanding Kuba yang merupakan negara tujuan ekspansi bisnis pengusaha Amerika tahun ini.
Iran mempunyai 80 juta penduduk dan sekitar 60 persennya merupakan usia di bawah 30 tahun. Populasi di Iran sangat berpendidikan dan terpelajar. Kelas menengah Iran mengatakan ingin berhubungan dengan Barat, khususnya Amerika Serikat.
Namun, masalahnya adalah pemerintah Amerika tidak membolehkan pengusaha secara langsung berhubungan dengan Iran. Pengusaha Amerika tidak bisa mendirikan kantor atau toko di Iran.
Hubungan perdagangan antara Amerika dan Iran hampir tidak ada. Satu-satunya pengecualian adalah beberapa makanan, obat-obatan dan alat kesehatan. Beberapa lisensi perangkat lunak juga telah dibatasi.
3. Bagaimana Apple harus berurusan dengan Iran?
Hubungan Amerika Serikat dengan Iran sangat kompleks bagi perusahaan, seperti Apple. Mereka bisa saja mengurus izin ke Departemen Keuangan untuk mengirimkan Ipad atau Iphone ke Iran. Namun, mereka tidak bisa melayani pelanggan dengan membuka toko di Iran.
Apple juga bisa menghadapi hukuman jika iPad yang dijual disalahgunakan. Namun demikian, anak perusahaan Apple di Eropa masih bisa beroperasi di Iran setelah negara tersebut kembali ke pasar global. Tapi, pabrikan Apple di California tetap tidak bisa membuka toko di Iran.
Banyak pengusaha Eropa mengaku beruntung dengan dicabutnya sanksi nuklir Iran. Dalam beberapa jam setelah kesepakatan awal tahun lalu, banyak kerja sama yang ditandatangani. Bahkan, Jerman menyewa satu pesawat untuk membawa pebisnis mereka ke Teheran, menurut The Guardian.
Pengusaha di Amerika mencoba mencari tahu apa yang bisa mereka lakukan. Banyak dari mereka yang berharap agar Departemen Keuangan memberi izin pembebasan dan melakukan bisnis dengan Iran.
"Masalah ini akan menjadi kepatuhan yang membuat sakit kepala," kata Farhad Alavi dari Akrivis Law Group.
4. Politik di AS sangat berperan
Para pengusaha menyadari bahwa pemilihan presiden AS di 2016 ini akan memainkan perannya.
"Jika saya sebuah perusahaan, saya khawatir bahwa aturan bisa berubah lagi pada Januari 2017 mendatang. Presiden berikutnya akan ingin menunjukkan bahwa kebijakan mereka berbeda dengan presiden saat ini," ucap direktur penelitian kebijakan Timur di Institut Washington, Patrick Clawson.
"Pada akhirnya, Amerika yang akan tetap memutuskan apakah mereka ingin mengambil keuntungan dari hubungan ekonomi dengan Iran atau tidak," kata sarjana penelitian di Princeton dan mantan duta besar Iran untuk Jerman, Seyed Hossein Mousavian.
editor : Hafiz
source : merdeka.com
BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR