Sorotan Hasil Semester Pertama Tahun Keuangan 2025/2026
- - Penjualan Grup: US$1,833 juta – turun 1% dibandingkan dengan semester pertama tahun keuangan sebelumnya.
- - Laba Kotor: US$441 juta atau 24,0% dari penjualan (dibandingkan dengan US$438 juta atau 23,6% dari penjualan pada semester pertama tahun keuangan sebelumnya).
- - EBITA yang Disesuaikan: US$159 juta atau 8,7% dari penjualan (dibandingkan dengan US$177 juta atau 9,5% dari penjualan pada semester pertama tahun keuangan sebelumnya).
- - Laba Bersih yang Dapat Diatribusikan kepada Pemegang Saham: meningkat 3% menjadi US$133 juta atau 14,21 sen AS per saham berdasarkan perhitungan dilusi penuh.
- - Laba Bersih Dasar: (tidak termasuk dampak bersih dari keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi terkait pergerakan nilai tukar dan biaya restrukturisasi) menurun 8% menjadi US$123 juta.
- - Arus Kas Bebas dari Operasi: US$174 juta (dibandingkan dengan US$144 juta pada semester pertama tahun keuangan sebelumnya).
- - Rasio Utang terhadap Modal: 11% dengan cadangan kas sebesar US$932 juta per 30 September 2025.
- - Dividen Interim: 17 sen HK per saham (setara dengan 2,18 sen AS per saham).
HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Johnson Electric Holdings Limited (Johnson Electric), pemimpin global dalam bidang motor listrik dan subsistem gerak, hari ini mengumumkan hasil keuangan untuk enam bulan yang berakhir pada 30 September 2025.
Penjualan total grup untuk paruh pertama tahun keuangan 2025/26 mencapai US$1,833 juta, turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika tidak memperhitungkan dampak perubahan nilai tukar, penjualan turun sebesar 2%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham naik 3% menjadi US$133 juta atau 14,21 sen AS per saham secara terdilusi penuh. Namun, laba bersih mendasar menurun 8% menjadi US$123 juta.
Divisi Produk Otomotif
Divisi Produk Otomotif (APG), yang menyumbang 84% dari total penjualan grup, mencatat penurunan penjualan sebesar 3% pada basis mata uang konstan. Secara regional, penjualan APG turun 6% di Asia, 1% di Amerika, dan 1% di Eropa.
Penurunan penjualan ini disebabkan oleh kombinasi penurunan harga pada aplikasi produk yang lebih matang serta menurunnya pangsa pasar pelanggan usaha patungan (joint venture) Tiongkok-asing di sektor otomotif Tiongkok.
Produksi mobil di Asia, khususnya di Tiongkok, kini menyumbang sekitar 60% dari volume kendaraan global. Selain skalanya yang besar, dinamika sektor otomotif Tiongkok sedang mentransformasi pasar domestik dan global. Subsidi pemerintah, perluasan infrastruktur pengisian daya, serta persaingan harga di antara lebih dari 100 merek kendaraan listrik telah mempercepat peralihan struktural menuju elektrifikasi. Kendaraan Energi Baru (NEV) kini menyumbang lebih dari setengah total mobil penumpang yang dijual di Tiongkok, dengan merek OEM domestik memimpin transformasi ini, hampir menggandakan pangsa pasar mereka menjadi lebih dari dua pertiga dalam waktu kurang dari lima tahun.
Dalam jangka pendek, APG terdampak negatif oleh perubahan cepat dalam pangsa pasar OEM otomotif, karena sebagian besar penjualan di Tiongkok berasal dari pelanggan usaha patungan Tiongkok-asing. Namun, kemajuan positif sedang dicapai dengan diperolehnya kontrak baru dari sejumlah OEM Tiongkok terkemuka yang menilai Johnson Electric sebagai mitra yang responsif dan kompetitif secara biaya untuk mendukung pertumbuhan mereka ke depan, termasuk ekspor kendaraan “Made in China” dan pendirian pabrik perakitan di luar negeri untuk memproduksi generasi kendaraan “Designed in China”. Seiring dimulainya produksi program baru di paruh kedua tahun keuangan, APG diperkirakan akan kembali tumbuh.
Di luar Asia, permintaan industri otomotif relatif lemah. Di Eropa, minat terhadap NEV masih tinggi, terutama untuk plug-in hybrid, namun kekhawatiran akan keamanan pekerjaan dan harga yang lebih tinggi membatasi pembelian. Produsen otomotif Eropa juga menghadapi tantangan besar seperti meningkatnya persaingan dari merek Tiongkok yang kini menguasai 5% pasar, serta kelebihan kapasitas produksi yang memaksa beberapa OEM menghentikan operasi pabrik sementara.
Di Amerika Utara, sektor otomotif juga menghadapi kondisi yang tidak menentu akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan, perubahan perilaku konsumen, dan tren elektrifikasi. Awal tahun sempat didorong oleh lonjakan pembelian kendaraan baru untuk menghindari kenaikan harga akibat tarif baru, namun permintaan kemudian melambat. Kebijakan tarif yang tidak konsisten juga mengganggu rantai pasok, memaksa OEM dan pemasok menata ulang operasi di AS, Kanada, dan Meksiko, yang meningkatkan biaya dan menekan daya beli konsumen.
Strategi APG dalam kondisi global yang kompleks ini tetap fokus pada dua hal: (1) menghadirkan teknologi gerak inovatif untuk mendukung elektrifikasi, mengurangi emisi, serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang; (2) memberikan nilai total terbaik kepada pelanggan melalui kecepatan, skala, keandalan produksi, dan fleksibilitas operasi global.
Divisi Produk Industri
Divisi Produk Industri (“IPG”), yang menyumbang 16% dari total penjualan grup, mencatat penjualan yang stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada basis mata uang konstan.
Penjualan IPG mulai stabil setelah periode penurunan yang disebabkan oleh melemahnya permintaan untuk produk perangkat keras non-esensial pasca pandemi, serta meningkatnya tekanan harga akibat preferensi konsumen terhadap harga murah dibandingkan merek atau kualitas.
Manajemen telah melakukan konsolidasi dan efisiensi produksi dengan berfokus pada segmen aplikasi yang memanfaatkan lini perakitan otomatis dan proses digital agar lebih kompetitif secara biaya. Selain itu, pengembangan bisnis diarahkan ke basis produsen Tiongkok yang sedang tumbuh pesat dan kini mendominasi pasar global untuk produk perangkat keras konsumen dan komersial, terutama untuk produk entry-level berharga rendah. Meski reposisi IPG masih pada tahap awal, sejumlah pesanan baru telah diamankan dan memberikan optimisme.
Selain menargetkan aplikasi produk gerak standar berkapasitas tinggi, IPG juga memperluas pasokannya ke segmen bernilai tambah seperti otomasi gudang, perangkat medis, peralatan manufaktur semikonduktor, dan sistem pendingin cair.
Pembentukan Usaha Patungan di Tiongkok untuk Robot Humanoid
Pada Juli 2025, Johnson Electric mengumumkan pembentukan dua perusahaan patungan dengan Shanghai Mechanical & Electrical Industry Co., Ltd, perusahaan manufaktur industri terkemuka di Tiongkok. Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan komponen dan subsistem robot humanoid berkinerja tinggi bagi pelanggan di seluruh Tiongkok. Kedua usaha patungan tersebut saling melengkapi, menggabungkan kemampuan penjualan dan pengembangan bisnis dengan keahlian desain produk, rekayasa, dan manufaktur.
Margin Kotor dan Profitabilitas Operasional
Margin laba kotor meningkat menjadi 24,0% dari sebelumnya 23,6%, terutama berkat penurunan biaya tenaga kerja langsung, deflasi harga material, dan keuntungan dari perubahan nilai tukar yang mengimbangi dampak penurunan harga jual dan inflasi upah.
Laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITA) dilaporkan stabil di US$171 juta. Setelah disesuaikan untuk mengeluarkan dampak non-tunai dari nilai tukar dan biaya restrukturisasi, EBITA tercatat US$159 juta, atau setara 8,7% dari penjualan.
Arus Kas dan Kondisi Keuangan
Arus kas bebas dari operasi meningkat menjadi US$174 juta dari US$144 juta, didorong oleh penurunan modal kerja yang mengimbangi peningkatan belanja modal. Tingkat belanja modal diperkirakan tetap tinggi dalam waktu dekat karena investasi berkelanjutan pada otomasi dan pengembangan fasilitas manufaktur.
Grup tetap dalam kondisi keuangan yang kuat dengan rasio utang terhadap modal sebesar 11% dan saldo kas US$932 juta per 30 September 2025.
Dividen Interim
Dewan Direksi mengumumkan dividen interim sebesar 17 sen HK per saham (setara dengan 2,18 sen AS), sama seperti periode sebelumnya. Dividen akan dibayarkan pada 6 Januari 2026 kepada pemegang saham yang terdaftar pada 9 Desember 2025.
Komentar Ketua dan Prospek
“Johnson Electric berhasil mencatat kinerja keuangan yang stabil selama enam bulan yang berakhir pada 30 September 2025, meskipun kondisi ekonomi global lesu dan ketidakpastian terkait tarif perdagangan dunia masih berlanjut,” ungkap Dr. Patrick Wang, Ketua dan CEO Johnson Electric, dalam keterangan, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan bahwa meskipun ekonomi global menunjukkan ketahanan di tengah perubahan kebijakan perdagangan AS, sentimen konsumen di berbagai ekonomi besar tetap hati-hati karena tekanan biaya hidup dan pasar tenaga kerja yang melemah. Dalam pasar utama Johnson Electric, kendaraan otomotif dan perangkat keras industri, pertumbuhan bervariasi, dengan beberapa segmen baru yang dinamis tetapi sebagian tertahan oleh penundaan peluncuran program OEM akibat ketidakpastian permintaan dan rantai pasok global.
Untuk paruh kedua tahun keuangan, Dr. Wang menilai kondisi perdagangan dan investasi global tetap rapuh, dengan kebijakan tarif baru AS terhadap hampir semua negara masih berproses dan dampaknya terhadap kepercayaan bisnis belum jelas.
“Terlepas dari ketidakpastian ekonomi makro, Johnson Electric tetap optimistis secara hati-hati bahwa penjualan di paruh kedua tahun keuangan akan meningkat secara moderat dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam jangka menengah dan panjang, jika negosiasi perdagangan AS–Tiongkok menghasilkan kesepakatan yang pragmatis, prospek pertumbuhan yang menguntungkan akan semakin kuat,” tegasnya.
Dr. Wang menutup dengan mengatakan bahwa portofolio produk inovatif Johnson Electric berada pada posisi yang unik untuk membantu pelanggan mengatasi tantangan gerak yang paling kompleks, sembari terus memperkuat model operasi agar dapat memberikan keamanan pasokan dan menciptakan nilai berkelanjutan bagi para pemegang saham.
Tentang Johnson Electric Group
Johnson Electric Group adalah pemimpin global dalam bidang motor listrik, aktuator, subsistem gerak, dan komponen elektromekanis terkait. Perusahaan ini melayani berbagai industri, termasuk otomotif, pengukuran pintar (smart metering), perangkat medis, peralatan bisnis, otomasi rumah, ventilasi, peralatan rumah tangga, perkakas listrik, serta peralatan taman dan pertanian. Grup ini berkantor pusat di Hong Kong dan mempekerjakan lebih dari 30.000 karyawan di lebih dari 20 negara di seluruh dunia. Johnson Electric Holdings Limited terdaftar di Bursa Efek Hong Kong dengan Kode Saham: 179. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.johnsonelectric.com






