Tokoh Budayawan Riau Tenas Effendy Tutup Usia

Sabtu, 28 Februari 2015 | 13:23:16
Almarhum Tenas Effendy
PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Awan duka kembali menyelimuti Riau. Tokoh sekaligus budayawan melayu, Tengku Nasruddin Effendy atau yang akrab dipanggil Tenas Effendy menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu dinihari tadi, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad

Kanker usus yang dideritanya mengantarkan sang tokoh kembali sang khalik. Tennas sempat dirawat di RS Santa Maria Pekanbaru dan telah pula dibawa ke RS Malaka Medical Center namun tidak ada perubahan terhadap kesehatannya.

Tepat pukul 00.26 dinihari tadi, seperti dilaporkan halloriau, suami dari Tengku Zahara binti Tengku Long Mahmud ini meninggal dunia.  Tenas Effendy lahir di Dusun Tanjung Malim, Desa Kuala Panduk, Pelalawan, 79 tahun silam atau tepatnya 9 November 1936.

Sebagai seorang sastrawan, Tennas Effendy telah banyak membuat makalah, baik untuk simposium, lokakarya, diskusi, maupun seminar, yang berhubungan dengan Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, sampai Madagaskar.

Tenas sangat menjunjung tinggi dan amat peduli dengan kemajuan dan perkembangan kebudayaan serta kualitas anak Melayu.

Ketika Muhammad Lukman Edy menjadi menteri Kabinet bidang pembangunan daerah tertinggal, ia berpendapat bahwa tokoh Riau juga mampu berkiprah dalam skala nasional.

"Tidak banyak orang bisa berpeluang jadi menteri, hanya orang-orang terpilih saja"

Hal itu diungkapkan Tennas ketika pertama kali mendengar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk dan mengumumumkan Muhammad Lukman Edy, menjadi salah seorang menteri pada kabinetnya, yang akan ikut membantunya dalam melaksanakan tugas kenegaraan.

Nama Tennas sendiri merupakan pemberian dari ayahnya Tengku Said Umar Muhammad.

Ayah Tenas Effendy adalah sekretaris pribadi Sultan Said Hasyim, Sultan Pelalawan ke-8 pada waktu itu. Ayahnya selalu menulis mengenai semua silsilah Kerajaan Pelalawan, adat - istiadat, dan peristiwa penting lainnya dalam sebuah buku yang dinamakan Buku Gajah.

Setelah Sultan Said Hasyim mangkat pada tahun 1930, T. Said Umar Muhammad dan keluarganya pindah dari Pelalawan ke Kuala Panduk dan menjalani aktivitas seperti masyarakat lainnya.

Kebiasaan dalam mendengar, melihat, dan mengamati berbagai khasanah budaya ini secara berangsur-angsur membuat Tennas mampu menyerap berbagai unsur budaya tersebut dan terpatri sangat mendalam dalam kehidupannya. Hal inilah yang kemudian mengantarkannya dalam serangkaian penelitian kebudayaan.

Dari perjalanan panjangnya berkecimpung dengan kajian kebudayaan dan aktivitasnya dalam menulis, Tenas berhasil mengumpulkan lebih kurang 20.000 ungkapan, 10.000 pantun, dan tulisan-tulisan mengenai kebudayaan Melayu.

Kepiawaiannya dalam menulis dan pengetahuannya yang mendalam tentang kebudayaan menarik minat banyak institusi untuk berbagi pemikiran dalam berbagai seminar, simposium, dan lokakarya mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei sampai ke Belanda.

Tenas pun aktif dalam kegiatan  seni berupa pembacaan puisi dan sering mengisi acara karya budaya yang disiarkan oleh RRI Padang.

Suami dari Tengku Zahara binti Tengku Long Mahmud ini memutuskan untuk menyingkat namanya sebab apabila masyarakat mengetahui bahwa peneliti itu adalah seorang tengku, maka akan timbul semacam jarak antara dirinya dengan masyarakat sehingga ia tidak bisa leluasa dalam menggali informasi di masyarakat.

Pendidikan

Sekolah Rakyat di Pelalawan
Sekolah Guru B di Bengkalis
Sekolah Guru A di Padang

Penghargaan

Meraih penghargaan dari Yayasan Sagang melalui
-Anugrah Sagang 1997 dalam kategori Budayawan Terbaik.
-Meraih penghargaan gelar akademis tertinggi sebagai Doktor Honoris Causa dalam bidang persuratan atau kesusasteraan dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)

-Memperoleh gelar adat Sri Budaya Junjungan Negeri oleh Sri Mahkota Setia Negeri Bengkalis di Balai Adat Melayu Bengkalis.

Tenas sendiri aktif berorganisasi, antara lain:

*Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat *Melayu (MKA LAM) Riau (2012)
*Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (2000-2005),
*Ketua Dewan Pembina Lembaga Adat Pelalawan (2000),
*Pembina Lembaga Adat Petalangan (1982),
*Penasihat Paguyuban Masyarakat Riau (2001).

(red)

BERITA LAINNYA
Jasad Remaja Tenggelam di Sungai Sail Ditemukan
Selasa, 19 November 2024 | 11:41
Kenduri Riau 2024 Siap Meriahkan Kota Pekanbaru
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:05
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top