PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Ratusan guru honor Provinsi Riau jenjang Dikdas meliputi guru TK, SD dan SMP mengeluhkan honor mereka yang belum diterima sejak Januari 2025. Banyak dari mereka menangis akibat tidak dapat merayakan Idul Fitri seperti guru-guru lainnya.
Aktivis pendidikan provinsi Riau, Erwin Sitompul, S.Pd mengutuk keras kebijakan pemerintah provinsi Riau yang telah menahan hak para tenaga pendidik, dimana hingga H-1 jelang Idul Fitri 1446 hijriyah belum juga dibayarkan.
Erwin menjelaskan banyak dari para tenaga pendidik tersebut telah menggadaikan harta benda serta bekerja serabutan guna mencari tambahan penghasilan.
"Mereka menangis, anak-anak mereka menangis karena belum membeli baju lebaran. Dimana hati nurani pemerintah Provinsi Riau ini, pedih hati saya mendengar curhatan mereka hingga hari ini gajinya belum dibayarkan," ujar Erwin.
Mirisnya, hati para pendidik anak-anak bangsa tersebut telah dilukai. Hak yang harusnya mereka terima tak kunjung diserahkan setelah tiga bulan berlalu.
Ramai dari mereka menyampaikan sumpah serapah, bahkan doa memgutuk para pejabat di Provinsi Riau. Kepedihan dan kesengsaraan yang mereka tanggung tidak setimpal, dimana disisi lain para pejabat negeri melayu ini telah menerima tunjangan serta THR penuh menjelang lebaran.
"Sejak awal dibentuk pada tahun 2006 silam belum pernah kejadian sememilukan ini. Peralihan guru Dikmen sejak 2017 ke pemerintah provinsi setiap tahun terus menerus terjadi keterlambatan terkain hak-hak para guru bantu, jumlahnya sekarang sekitar 500-600 guru harus menahan selera akibat gaji mereka belum dibayarkan sejak Januari," jelas Erwin.
Kondisi ini diperparah dengan transisi kepemimpinan Provinsi Riau pasca dilantik Presiden Prabowo Subianto, pasangan Abdul Wahid - SF Hariyanto justru tidak mengakomodir gaji para guru dikdas hingga Idul Fitri.
"Tahum sebelumnya terjadi keterlambatan, tapi sepekan jelang lebaran sudah dibayarkan. Namun tahun ini semakin parah, belum ada mereka terima haknya bahkan sudah sehari lagi mau lebaran," ungkapnya.
Erwin mendesak agar gaji guru dikdas segera dibayarkan oleh pemerintah meskipun dalam kondisi Idul Fitri. Supaya para guru tersebut bisa merasakan hari kemenangan seperti masyarakat lainnya.**