MUMBAI, INDIA / KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Tata Consultancy Services mengumumkan para pemenang TCS Sustainathon Malaysia 2024, kompetisi pemecahan masalah yang memampukan para siswa untuk menemukan solusi kreatif bagi tantangan-tantangan di dunia nyata dengan menggunakan teknologi.

Dari Kiri ke Kanan: Rahimah Ali, Kepala Keberlanjutan Grup Malaysia Aviation Group; Chow Xin Ying, Claudine Ivancka Netto, Fatima Safiya Fauzy dari Tim VirtuLearn dari Brickfields Asia College; Jeevan Rajoo, Country Head Tata Consultancy Services (TCS Malaysia) dan Dinesh Magandiran, Sekretaris Pribadi Wakil Menteri Persatuan Nasional saat upacara penutupan TCS Sustainathon Malaysia 2024 di Asia School of Business.

Sepuluh finalis mengajukan ide mereka untuk memanfaatkan teknologi sebaik mungkin untuk menjembatani kesenjangan gender di bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkembang di bidang ini. Berdasarkan tema ‘Memberdayakan Perempuan dalam STEM’, para finalis menjawab tiga pernyataan tantangan dalam proposal mereka: menggunakan teknologi untuk meningkatkan kurikulum STEM, mempromosikan perempuan yang sukses dalam STEM sebagai panutan, dan membantu perempuan dalam STEM untuk memajukan karir mereka.

Acara final ini dihadiri oleh Senator Saraswathy Kandasami, Wakil Menteri Persatuan Nasional, “Kontribusi TCS Malaysia terhadap pertumbuhan bangsa kita mewujudkan kekuatan kemitraan publik-swasta dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan pembangunan bangsa. Dedikasi mereka untuk mendorong inovasi dan mendukung pendidikan STEM selaras dengan prioritas nasional kami, menyoroti peran penting yang dimainkan oleh kolaborasi semacam itu dalam mendorong Malaysia menuju masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera. Dengan menyatukan berbagai talenta dan membina lingkungan di mana perempuan dapat berkembang di bidang STEM, kami tidak hanya memberdayakan individu, tetapi juga memperkuat fondasi bangsa kami. Inisiatif-inisiatif seperti ini berkontribusi dalam membangun Malaysia yang lebih inklusif, progresif, dan bersatu – sebuah visi yang ingin dicapai oleh pemerintah, khususnya Kementerian Persatuan Nasional,” jelasnya.

Mahasiswa Claudine Ivancka Netto, Chow Xin Ying dan Fatima Safiya Fauzy dari Brickfields Asia College membawa pulang hadiah utama untuk solusi mereka, Tim VirtuLearn. Proposal mereka bertujuan untuk mentransformasi pendidikan melalui buku elektronik interaktif yang berfokus pada mata pelajaran STEM, untuk membuat pendidikan STEM menjadi lebih imersif dan menarik. Hal ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak siswa perempuan untuk mengembangkan minat mereka di bidang ini dan bergabung dengan industri ini.

Tim SrikandInTech dari Universiti Tenaga Nasional yang beranggotakan Aisya Batrisyia Azley, Nur Adilah Zainal Abidin, dan Mohammed Zaid Ahmed Alshami berhasil meraih juara kedua. Di tempat ketiga adalah Tim Grow Your Own STEM dari Universiti Malaysia Kelantan yang beranggotakan Muslihah Mohd Norhisam, Siti Nor Syafiqah Muhammad Hanafiah dan Siti Nur Syafiqah Abd Latif. Tim pemenang mendapatkan hadiah uang sebesar RM 10.000, sedangkan posisi kedua dan ketiga masing-masing mendapatkan RM 7.000 dan RM 5.000. Pada edisike-2, kompetisi ini menarik 76 pengajuan proposal dari total 204 mahasiswa dari 30 universitas dan perguruan tinggi di seluruh Malaysia.

Tema tahun ini adalah upaya untuk menciptakan kesadaran di kalangan pemuda tentang kesenjangan gender di bidang STEM dan mendorong mereka untuk menemukan solusi untuk menutup kesenjangan tersebut dengan memanfaatkan teknologi. Di Malaysia, lebih dari separuh lulusan STEM lokal adalah perempuan (53,2% pada tahun 2021), tetapi jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan dalam pekerjaan, menurut penelitian oleh Khazanah Research Institute. Hanya 69% lulusan perempuan yang dipekerjakan dibandingkan dengan 72% laki-laki. Di tingkat kepemimpinan, tantangannya bahkan lebih akut secara global, dengan perempuan hanya merupakan 19% dari anggota dewan dan 3% dari CEO di perusahaan-perusahaan STEM.

“TCS berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan kaum muda dengan melibatkan mereka dalam inisiatif pembangunan bangsa. TCS Sustainathon adalah salah satu jalan yang mendorong kaum muda untuk memberikan solusi yang dapat mengatasi tantangan sosial ekonomi. Sebagai pemimpin masa depan, kaum muda berada di posisi yang tepat untuk mendorong kemajuan masyarakat dan mencapai perubahan paradigma yang diperlukan untuk membuat bidang STEM lebih seimbang secara gender. Kami sudah menjalankan hal ini di TCS dengan memiliki lebih banyak perempuan dalam angkatan kerja kami untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan daya saing. Penelitian telah menemukan bahwa menutup kesenjangan gender dalam angkatan kerja berhubungan dengan peningkatan produk domestik bruto (PDB), produktivitas tenaga kerja, dan pembangunan sosial ekonomi, selain memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs) seperti kesetaraan pendidikan dan peluang ekonomi,”
tutur Jeevan Rajoo, Country Head, TCS Malaysia.

TCS Sustainathon Malaysia 2024 didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), Astro, CelcomDigi, Khazanah Research Institute, Malaysia Aviation Group, Maybank, SEEd.Lab, serta United Nations Global Compact Network Malaysia dan Brunei.

“Kami sangat senang bisa memenangkan TCS Sustainathon Malaysia 2024. Kemenangan ini merupakan pendorong kepercayaan diri yang luar biasa. Belajar dari para mentor benar-benar membuka mata kami tentang bagaimana kami dapat menciptakan hasil yang lebih efektif dengan ide kami, dan kami bersemangat untuk berkontribusi dalam menutup kesenjangan gender di bidang STEM di masa depan, dengan cara kami sendiri. Perempuan memiliki begitu banyak potensi untuk berkontribusi di bidang STEM, jadi kita harus melakukan upaya penuh untuk memanfaatkan bakat mereka demi kemajuan masyarakat. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada TCS Malaysia untuk hadiah uang tunai dan Malaysia Airlines untuk tiket pulang pergi. Kami pasti akan memanfaatkan sumber daya ini dengan baik,”
ungkap Chow Xin Ying, Ketua Tim juara VirtuLearn.

Inisiatif TCS Sustainathon pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2020. Sejak saat itu, inisiatif ini telah mendunia, dengan 12 edisi di 10 negara, termasuk Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Afrika Selatan, dan Irlandia. Kompetisi ini memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkolaborasi dengan perusahaan swasta, organisasi nirlaba, dan lembaga pemerintah untuk bersama-sama menciptakan solusi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai TCS Sustainathon Malaysia 2024, silakan kunjungi https://www.sustainathon.tcsapps.com/events/ongoing/MY2024.