• - Pengeluaran global untuk pusat data diperkirakan akan mencapai beberapa triliun dolar AS pada tahun 2030, dengan Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai pendorong utama pertumbuhan.
  • - Meningkatnya permintaan terhadap pusat data telah menciptakan lonjakan pembangunan, dengan biaya untuk beberapa proyek konstruksi mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS, menurut para ahli dari Allianz Commercial.
  • - Ekspansi yang cepat ini meningkatkan paparan risiko dan memperkenalkan tantangan baru bagi perusahaan dan penyedia asuransi.

SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Kekuatan tak terlihat dari kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan tidak pernah lepas dari pemberitaan, namun di balik sorotan media terdapat kisah pertumbuhan dan inovasi yang nyata seperti bangunan fisik. Kebutuhan besar akan daya komputasi yang dibutuhkan oleh beban kerja AI, serta meningkatnya permintaan global terhadap teknologi AI, telah memicu ledakan pembangunan di seluruh dunia ketika para pengembang berlomba membangun fasilitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut. Menurut riset pasar, hingga tahun 2030 diperkirakan akan ada pengeluaran sebesar 7 triliun dolar AS untuk pembangunan pusat data, angka yang sangat besar, sebagian besar didorong oleh perusahaan teknologi di Amerika Serikat dan Tiongkok, sementara Eropa masih tertinggal beberapa langkah. Tiga raksasa teknologi, yaitu Amazon, Microsoft, dan Google Cloud, menyumbang hampir dua pertiga dari pendapatan cloud global pada kuartal kedua tahun 2025. Bersama dengan perusahaan Tiongkok seperti Alibaba dan Tencent, anggaran belanja modal mereka untuk tahun 2025 mencapai ratusan miliar dolar AS, sebagian besar dialokasikan untuk infrastruktur berskala industri dan sumber energi yang andal, yang kini menjadi tuntutan utama bagi AI dan komputasi awan berkinerja tinggi.

Laporan terbaru dari Allianz Commercial, berjudul The Data Center Construction Boom, menelusuri sejauh mana pembangunan global ini berlangsung dan mempertanyakan apakah lonjakan pembangunan tersebut dapat terus berlanjut. Meskipun ekspansi terus berlanjut, sejumlah faktor dapat membatasi pertumbuhan di masa depan, termasuk melonjaknya biaya konstruksi. Biaya proyek telah meningkat drastis dari $200–$300 juta menjadi lebih dari $20 miliar untuk proyek-proyek besar. Menurut para ahli konstruksi Allianz Commercial, fasilitas dengan ukuran rata-rata kini memerlukan biaya antara $500 juta hingga $2 miliar. Selain harga konstruksi yang meningkat, sifat kompleks dari pembangunan dan pengoperasian pusat data juga menuntut perlindungan asuransi khusus untuk risiko seperti gangguan pasokan listrik, kesalahan pengerjaan, kebakaran, atau bencana alam.

“Proyek konstruksi yang kompleks dan besar seperti pusat data memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan. Biasanya, proyek ini membutuhkan polis asuransi khusus yang disesuaikan dengan ukuran dan profil risikonya yang unik,” kata Darren Tasker, Kepala Divisi Konstruksi untuk Amerika di Allianz Commercial, dalam rilis, Kamis (6/11/2025).

Pusat Data Mendorong Industri Konstruksi

Pembangunan global kini tengah berlangsung untuk menciptakan infrastruktur yang dibutuhkan guna mendukung ekonomi digital. Amerika Serikat akan menjadi pasar terbesar bagi pusat data, mencakup sekitar dua pertiga dari total permintaan daya global pusat data dengan 81 gigawatt (GW) pada tahun 2028, sementara pasar Tiongkok juga berkembang dengan agresif. Wilayah Beijing Raya kini menyumbang sekitar 10% kapasitas hyperscale global. Eropa tertinggal di belakang dua kekuatan besar tersebut, tetapi menunjukkan peningkatan aktivitas sebesar 43% per tahun, dengan London dan Dublin sebagai pasar terbesar (masing-masing memiliki kapasitas lebih dari 1 GW), diikuti oleh Amsterdam, Frankfurt, Paris, dan Milan.

“Pusat data berukuran besar memiliki jejak yang sangat luas. Fasilitas senilai lebih dari $20 miliar bisa melibatkan puluhan ribu pekerja di lokasi pada waktu puncak, dengan pergerakan besar peralatan dan material konstruksi masuk dan kelua. Jadwal pengerjaan bisa sangat ketat. Koordinasi yang ahli sangat diperlukan karena kesalahan kecil atau cacat pengerjaan dapat menyebabkan kerugian besar atau penundaan yang mahal,” jelasChris Fancher, Kepala Divisi Properti Konstruksi AS di Allianz Commercial.

Daya Komputasi Besar, Risiko Unik

Membangun pusat data merupakan proyek multidisipliner yang sangat kompleks dan penuh risiko. Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya permintaan listrik yang dapat melampaui kapasitas jaringan dan infrastruktur yang ada. Permintaan listrik global dari pusat data diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030, mencapai sekitar 945 TWh, sedikit lebih besar dari total konsumsi listrik seluruh Jepang saat ini dengan populasi 124 juta jiwa. Untuk menghindari masalah daya, yang menjadi sumber utama 45% gangguan besar, operator pusat data kini berusaha mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik umum dengan menghasilkan daya sendiri di lokasi, termasuk dari sumber energi terbarukan, gas, bahkan reaktor nuklir kecil.

Risiko lain yang signifikan adalah kebakaran, panas, dan air, yang dapat menyebabkan kerusakan properti parah atau kerugian akibat gangguan bisnis. Baterai litium-ion kini semakin banyak digunakan dalam rak server di ruang data, meskipun risikonya terhadap kebakaran sudah terdokumentasi dengan baik, terutama seperti pada kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya. Pusat data besar dapat mengonsumsi hingga 19 juta liter air per hari, setara dengan kebutuhan air kota berpenduduk hingga 50.000 orang. Peningkatan kebutuhan pendinginan akan menaikkan permintaan air dan listrik, sementara kenaikan suhu global menambah risiko terhadap ketahanan lebih dari setengah pusat data utama dunia. Faktor-faktor ini mengubah profil risiko pusat data dan menyebabkan meningkatnya biaya konstruksi serta premi asuransi.

Manajemen Risiko Sangat Penting di Tengah Pertumbuhan Pesat Asia

Kawasan Asia-Pasifik menyumbang sekitar 30% kapasitas pusat data global dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 21% antara 2024 hingga 2028 — lebih cepat dibandingkan pasar yang lebih maju. Kawasan ini terdiri dari berbagai pasar dengan pendorong dan kondisi yang berbeda-beda. Tiongkok, Jepang, dan India mencakup 60% dari total kapasitas terpasang di kawasan tersebut, sementara India, Malaysia, dan Indonesia diperkirakan akan memimpin gelombang pertumbuhan berikutnya.

“Seiring meningkatnya permintaan pusat data di kawasan ini, sangat penting bagi semua pihak untuk benar-benar memahami risiko yang muncul selama konstruksi dan operasional. Selain risiko utama seperti pasokan listrik, meningkatnya biaya dan keterbatasan pasokan material, kebakaran, serta kebutuhan pendinginan, pihak-pihak terkait juga harus mempertimbangkan risiko serangan siber serta dampak terhadap lingkungan, ekosistem, dan infrastruktur sekitar. Misalnya, sistem pendingin dapat membuang air panas kembali ke sumber air lokal, yang dapat menaikkan suhu dan memengaruhi ekosistem perairan,” kata Christian Sandric, Managing Director Regional Allianz Commercial Asia.

“Risiko yang kompleks dan luas seperti ini membutuhkan asuransi khusus dan panduan manajemen risiko dari para ahli. Klien perlu bekerja sama dengan tim penjamin risiko (underwriter) yang berpengalaman, yang memahami bisnis ini dan dapat mendukung proyek dari awal hingga selesai, termasuk penyediaan perlindungan multi-tahun dan perpanjangan polis bila diperlukan,” tutupnya.

https://commercial.allianz.com/
https://www.linkedin.com/company/allianz-commercial


Tentang Allianz Commercial

Allianz Commercial adalah pusat keahlian dan lini bisnis global dari Allianz Group yang berfokus pada penyediaan asuransi bagi perusahaan menengah, perusahaan besar, serta risiko-risiko khusus. Di antara pelanggan kami terdapat merek konsumen terbesar di dunia, lembaga keuangan, dan pelaku industri global, termasuk industri penerbangan dan pelayaran internasional, serta perusahaan keluarga dan usaha menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian.

Kami juga memberikan perlindungan terhadap risiko unik, seperti taman angin lepas pantai (offshore wind parks), proyek infrastruktur, hingga produksi film. Didukung oleh tenaga kerja profesional, kekuatan finansial, dan jaringan global dari merek asuransi nomor satu di dunia, kami bekerja sama untuk membantu pelanggan mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Mereka mempercayai kami dalam menyediakan beragam solusi transfer risiko tradisional dan alternatif, konsultasi risiko unggulan, serta layanan multinasional dan penanganan klaim yang lancar.

Allianz Commercial menyatukan bisnis asuransi korporasi besar milik Allianz Global Corporate & Specialty (AGCS) dengan bisnis asuransi komersial dari entitas Allianz Property & Casualty nasional yang melayani perusahaan menengah. Kami hadir di lebih dari 200 negara dan wilayah, baik melalui tim kami sendiri maupun jaringan dan mitra Allianz Group.

Pada tahun 2024, bisnis terintegrasi Allianz Commercial menghasilkan sekitar €18 miliar dalam premi bruto secara global.
🌐 https://commercial.allianz.com/