KAMPAR, RIAUGREEN.COM - Kabupaten Kampar, Riau, tengah bersinar sebagai destinasi wisata yang semakin menarik perhatian. Setelah sempat terdampak pandemi, "Serambi Mekah Riau" ini kembali bangkit dan memancarkan pesonanya.
Satu di antara daya tarik utama Kampar adalah keindahan alamnya yang masih asri. Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, misalnya, menawarkan pesona Sungai Subayang dengan airnya yang jernih dan habitat ikan-ikan besar. Keberadaan kawasan suaka margasatwa Bukit Rimbang-Bukit Baling semakin memperkaya keanekaragaman hayati di daerah ini.
Untuk mempromosikan potensi wisata alamnya, setiap tahun Desa Gema menggelar Festival Subayang yang meriah. Acara ini menyajikan beragam kegiatan menarik seperti lomba mancing, pacu sampan, pameran UMKM, dan pertunjukan budaya. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan ritual adat setempat yang masih terjaga keasliannya.
Tak hanya keindahan alam, Kampar juga kaya akan sejarah dan budaya. Candi Muara Takus, satu di antara situs arkeologi penting di Indonesia, menjadi bukti peradaban kuno yang pernah berkembang di wilayah Kampar.
Selain itu, di Kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat itu, terdapat pula Masjid Jami Air Tiris yang unik karena dibangun tanpa menggunakan paku.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, mengapresiasi perkembangan pariwisata di Kampar. Ia menilai bahwa Kampar memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Riau.
"Kampar memiliki kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang sangat menarik. Potensi ini harus kita kelola dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," ujar Roni.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat adalah pengembangan desa wisata. Desa Koto Masjid, misalnya, telah berhasil mengembangkan potensi wisata berbasis masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam dan budaya lokal.
"Pariwisata tidak hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang pengalaman yang unik dan berkesan. Kampar menawarkan keduanya," tambah Roni.
Roni juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan pariwisata Kampar dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.
"Selain memiliki keindahan alam Sungai Subayang, air terjun, kawasan hutan yang masih alami, di daerah ini juga ada wisata sejarah Masjid Jami Air Tiris, dan berbagai tradisi lokal. Kemudian, ada pula produk kerajinan tangan, dan kuliner khas. Letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari Pekanbaru," sebutnya.
Roni mengapresiasi upaya Kabupaten Kampar dalam mengembangkan sektor pariwisata. Ia menilai bahwa Kampar memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Riau.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata tidak hanya harus memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.
Inovasi masyarakat lokal di Kampar juga berperan aktif dalam mengembangkan pariwisata. Contohnya, masyarakat di Koto Masjid yang mengembangkan wisata berbasis komunitas.
Roni menyebutkan beberapa potensi wisata di Kampar yang sangat menarik, seperti Muara Takus, Sungai Kopu, dan panen ikan di Subayang. Kolaborasi untuk majukan pariwisata, Roni mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mengembangkan sektor pariwisata di Kampar.
"Pemerintah Kabupaten Kampar juga menunjukkan komitmen yang kuat dalam memajukan sektor pariwisata. Hal ini terbukti dengan banyaknya iven pariwisata yang diselenggarakan dan dukungan terhadap pengembangan destinasi wisata," sebutnya.
Dampak Positif Pariwisata Pariwisata tidak hanya memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal ekonomi.
Kabupaten Kampar memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata yang menarik. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, sektor pariwisata di Kampar dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
(McR)