TAIPEI, TAIWAN – Media OutReach Newswire – Forum Revitalisasi Bahasa Austronesia 2024, yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian dan Pengembangan Bahasa Pribumi Taiwan (ILRDF), berpusat pada tema “Membangun Lingkungan Ramah Bahasa Pribumi.”

Di forum tersebut, perwakilan dari berbagai negara membahas strategi dan langkah-langkah untuk mempromosikan lingkungan yang ramah terhadap bahasa daerah, meningkatkan pendidikan bahasa, dan mendorong keterlibatan masyarakat, semua dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahasa daerah dan budaya Austronesia.
Ketua ILRDF, Mayaw·Kumud, menyoroti bahwa bahasa Austronesia yang dituturkan oleh masyarakat adat di Taiwan dan di seluruh Pasifik memiliki sumber daya budaya yang kaya. Namun, banyak bahasa Austronesia ini berjuang dengan kematian yang perlahan di tengah globalisasi dan modernisasi.

Forum ini mencerminkan komitmen mendalam terhadap pengembangan berkelanjutan bahasa dan budaya Austronesia. Melalui pertukaran internasional, delegasi, ahli, dan cendekiawan dari seluruh dunia berbagi pengalaman sukses dan mengeksplorasi strategi revitalisasi bahasa yang efektif. Selain itu, banyak peserta menyampaikan pidato mereka dalam bahasa ibu mereka.

Sementara itu, untuk memastikan pemahaman di antara mereka yang berasal dari latar belakang bahasa yang berbeda, ILRDF mengatur layanan interpretasi simultan dan siaran langsung dalam tujuh bahasa: Mandarin, Inggris, Amis, Paiwan, Atayal, Bunun, dan Sediq. Ini sepenuhnya menunjukkan keragaman linguistik dan otonomi bahasa Austronesia.

Selama forum, para cendekiawan lokal dan ahli internasional, termasuk anggota dari Te Matawai Selandia Baru, sebuah organisasi untuk revitalisasi bahasa Maori, membahas strategi dan langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang ramah terhadap bahasa adat. Dialog tersebut mendorong koneksi dan pertukaran antar pulau. Selain itu, seiring forum ini memperkuat pengaruh bahasa Austronesia, kemitraan domestik dan internasional dibentuk untuk bersama-sama mempromosikan pelestarian dan transmisi bahasa.