TANJUNG PINANG, RIAUGREEN.COM - Potensi bisnis Kota Batam menjadi magnet dari investasi dalam maupun luar negeri. Kota Batam menjelma menjadi primadona dan perbincangan hangat seluruh pihak karena potensi bisnisnya tanpa batas.
Anggota Komisi VI DPR RI, Dapil Kepri, Drs H Nyat Kadir mengatakan hal itu di sela-sela sosialisasi bertema "Membangun Semangat Ekspor untuk Peningkatan Ekonomi Nasional" di Bintan Hotel Plaza, Tanjung Pinang Senin Pagi (23/10) pagi.
Sosialisasi yang itu bekerjasama Komisi VI DPR RI dengan BP Batam itu agar masyarakat Tanjung Pinang semakin tahu dan paham tentang BP Batam dalam membangun semangat dalam rangka peningkatan ekspor untuk peningkatan ekonomi nasional.
"Kegiatan ekspor harus kita dukung penuh. Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal penyerapan
tenaga kerja. Tapi juga memberikan masukan devisa bagi negara," kata mantan Mantan Walikota Batam itu.
Nyat Kadir menjelaskan tentang Pulau Batam merujuk pada upaya transformasi Pulau Batam yang diinisiasi oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia dan Ketua Otorita Batam ke-3, BJ Habibie, melalui konsep Barelang (Batam Rempang Galang) dengan pembangunan enam jembatan Barelang. Tujuannya adalah menjadikan Batam sebagai lokomotif pembangunan nasional dan pusat pengembangan kawasan industri berbasis teknologi agar dapat bersaing dengan dengan negara tetangga, seperti Singapura.
Nyat Kadir mengatakan pencapaian ekonomi Batam pada tahun 2022 dengan pertumbuhan sebesar 6,84%, melebihi angka tahun sebelumnya yang mencapai 4,75%. Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi sorotan, dengan total investasi dari luar negeri mencapai USD 746,85 juta dengan melibatkan 1.738 proyek. Prestasi ini berkontribusi sebesar 79,97% dari total PMA Provinsi Kepulauan Riau.
Dia menilai, penciptaan iklim investasi yang kondusif sangatlah penting terutama dalam penyediaan infrastruktur yang memadai.
Kepada masyarakat, Nyat Kadir juga memberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas-kualitas produk lokal sehingga layak
ekspor. Sebab saat ini BP Batam sedang memperkuat armada bandara serta mempersiapkan sarana pelabuhan yang modern.
Wakil Ketua BP Batam, Purwiyanto melalui Kasubag Hubungan Komunikasi Media dan Antarlembaga BP Batam, Prayuli Irianti mengatakan perlunya peningkatan infrastruktur di Kota Batam serta memperkuat sarana dan armada bandara serta pelabuhan.
"Sebagai gerbang internasional di Indonesia Bagian Barat Batam membutuhkan infrastruktur yang menghubungkan Kota Batam
dengan seluruh dunia," katanya.
Di bawah pengelolaan BP Batam, Batam menjadi kawasan Industri modern yang berorientasi ekspor. Hal ini ditunjukkan oleh nilai ekspor yang menunjukkan tren yang positif. Tercatat, ekspor Batam dalam tiga tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang signifikan.
"Ekspor Batam pada tahun 2020 mencapai 9,5 juta dolar AS, 2021 10,1 juta dolar AS, kemudian tahun 2022 naik 15,5 juta
dolar AS," tuturnya.
Pertumbuhan ekonomi Batam juga menunjukkan tren positif setiap tahun. Bahkan pada tahun 2022 laju pertumbuhan ekonomi Batam
melebihi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mencatatkan pertumbuhan 6.84 persen. Sedangkan nasional, 5,03 persen.
Kondisi ini juga tidak lepas dari keistimewaan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).
Batam juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)."Ini merupakan satu-satunya di Indonesia," ungkapnya.(*)