• Home
  • Politik
  • Jokowi Diminta Pecat Menteri yang Rugikan Negara, Digaji Rakyat Tapi Malah Fokus Kampanye

Jokowi Diminta Pecat Menteri yang Rugikan Negara, Digaji Rakyat Tapi Malah Fokus Kampanye

Sabtu, 14 Mei 2022 | 19:20
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. [Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden]
RIAUGREEN.com - Kabar adanya beberapa menteri kabinet Indonesia maju yang sibuk kampanye pilpres 2024 menjadi sorotan.
 Presiden Jokowi diminta tegas untuk memecat menteri tersebut karena dinilai tidak fokus menjalankan kinerjanya.

Melansir Wartaekonomi.co.id , hal ini diungkapkan oleh pengamat komunikasi dan politik, Jamiluddin Ritonga. Ia menyoroti menteri Jokowi yang teridentifikasi melakukan kampanye untuk Pilpres 2024.

Menurutnya, menteri yang sudah fokus kampanye seharusnya mengundurkan diri dari jabatannya. Pasalnya, tindakan fokus kampanye saat sedang mengemban tugas sebagai menteri tentu akan menganggu kinerja pemerintahan.

"Pertama, menteri yang bersangkutan sudah tidak akan fokus lagi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya," ujar Jamiluddin, Jumat (13/5/2022)


Jamiluddin menegaskan. setiap menteri dalam pemerintahan wajib fokus melaksanakan tupoksi. Maka tidak heran jika kinerja menteri yang mulai fokus kampanye diragukan oleh masyarakat.

"Oleh karena itu, masuk akal kalau kinerja para menteri diragukan bila mereka ikut kampanye," imbuhnya.

Tak sampai di situ, Jamiluddin menilai aksi menteri yang sibuk kampanye tentu merugikan rakyat. Pasalnya, mereka masih berkeja dengan gaji dari rakyat, sehingga tidak sepantasnya melakukan kesibukan lain seperti kampanye.

"Karena menteri digaji dari uang rakyat," tegas Jamiluddin.

Selain itu, para menteri dinilai akan sulit memisahkan penggunaan dana dan fasilitas, baik saat bertugas sebagai menteri ataupun saat kampanye. Situasi ini tentu bisa memicu polemik di tengah masyarakat.

Begitu pula dengan anggaran yang biasa dipakai untuk biaya akomodasi saat berkampanye di suatu tempat. Terlebih, menteri tentu menggunakan uang negara saat melakukan kunjungan kerja. 

 "Apakah selama kampanye mereka menggunakan dana dan fasilitas kementerian, pribadi atau partai politiknya'" tanyanya.

"Tentu hal ini akan merugikan negara bila anggarannya diambil dari kementeriannya," sambung Jamiluddin.

Karena itu, Jamiluddin menyarankan agar menteri yang ingin berkampanye untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Jika tetap berkampanye saat menjabat menteri, maka Presiden Jokowi diminta tegas untuk memecat.

"Kalau menteri tersebut tidak mengundurkan diri, seharusnya Presiden Jokowi yang hentikan," pungkasnya.***


BERITA LAINNYA
Cahyo: Saya Siap Lahir Bhatin
Minggu, 24 Maret 2024 | 03:51
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top