• Home
  • Pekanbaru
  • RSUD Pekanbaru Gagal Beroperasi di Tahun 2018, Ini Penyebabnya!

RSUD Pekanbaru Gagal Beroperasi di Tahun 2018, Ini Penyebabnya!

Senin, 14 Agustus 2017 | 21:03
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Rahmad
PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe C milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru yang berada di Jalan Garuda Sakti dipastikan gagal beroperasi di tahun 2018. 

Gagal beroperasinya RSUD Kota Pekanbaru lantaran tidak tersedianya anggaran, terutama anggaran untuk pengadaan alat kesehatan (Alkes), tenaga kerja, serta anggaran untuk menuntaskan fisik bangunan.

Informasi ini diungkapkan, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, Rahmad ketika di wawancara di Kantor Walikota Pekanbaru, Senin (14/8/2017).

Namun demikian ditegaskan Rahmad, pihaknya akan berupaya untuk mencari bantuan dana agar RSUD segera beroperasi.

"Untuk anggaran di APBNP batal. Alasannya kalau kita dapat informasi, memang pendanaan ini sifatnya sudah nasional. Jadi sehingga dana DAK (Dana Alokasi Khusus,red) yang tadinya ditransfer ke daerah itu dipergunakan untuk membayar utang dana DAK 2016 tunda bayar. Jadi karena itu lebih diprioritaskan untuk itu, sehingga proposal kita untuk APBNP ini untuk alat kesehatan batal. Tapi untuk 2018 kita coba lagi. Jadi apapun anggarannya kita akan coba terus buat proposalnya, jadi tinggal ganti tanggal dan tahunnya saja, karena yang diminta sama," ungkap Rahmad.

Selain itu dikatakan Rahmad, dirinya tengah mengupayakan untuk mendapatkan bantuan lainnya, seperti Bankeu dan anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

"Kalau kita melihat untuk APBD sendiri, mungkin kita sama-sama melihat, karena APBD kita memang... (kecil,red), sekarang kita mengupayakan juga untuk Bankeu mungkin ya untuk APBD tingkat I. Jadi memang rumah sakit ini harus beroperasional dulu, beroperasi dulu, teregistrasi dulu, mungkin kita akan lebih leluasa untuk meminta bantuan. Jadi kendalanya juga karena kita belum beroperasional, tapi sekarang ini sudah lagi proses izin operasionalnya, Kita berharap setelah operasional, nanti kita lebih leluasa untuk meminjam (bantuan,red). Kita juga coba upayakan APBD provinsi mungkin ya. Lagi masukkan proposalnya. Mudah-mudahan provinsi bantu," terang Rahmad.

Saat disinggung fisik bangunan RSUD, dikatakan Rahmad, saat ini bari berjalan sekitar 82 persen. Untuk menuntaskannya, ditegaskan Rahmad, pihaknya akan menggesa di tahun 2018.

"Secara fisik memang bangunan belum selesai 100 persen, baru 82 persen. Di 2018 kita optimalkan lagi penyelesaiannya. Kita berharap simultan antara penyiapan fisik, penyedian tenaga kerjanya dan Alkes nya sejalan. Kita berharap selambat-lambatnya 2019 la (beroperasi,red), mudah-mudhan bisa," ujar Rahmad berharap.

Saat ditanya besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan Alkes, dikatakan Rahmad, lebih kurang sebesar Rp 135 milar.

"Secara perencanaan kita butuhkan Rp 135 miliar, lebih besar dari bangunan fisiknya. Untuk total fisiknya secara perencanaan Rp 125 miliar, multi years kita kemaren Rp 80 miliar, 80 miliar ini tidak selesai 100 persen. Untuk total anggaran lanjutan yang belum selesai kalau kita gabung keseluruhan secara perencanaan butuh Rp 66 miliar lagi. Fisik itu terutama arsitektur dan elektrikal mekanikal. Jadi 30 persen dari biaya DED rumah sakit ini 30 persen itu elektrikal mekanikal. Jadi memang rumah sakit itu elektrikal mekanikalnya memang komplek, pipa gas medis, instalasi yang berbau kesehatan la," jelas Rahmad sembari menyebutkan untuk pengoperasian RSUD membutuhkan tenaga kerja lebih kurang 230 orang. (prc)


BERITA LAINNYA
Pelatihan GTA Tingkatkan Kompetensi ASN
Senin, 25 Maret 2024 | 21:03
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top