• Home
  • Nasional
  • Jimly Asshiddiqie menilai Insiden di Tolikara dipicu Oleh Oknum Radikal.

Jimly Asshiddiqie menilai Insiden di Tolikara dipicu Oleh Oknum Radikal.

Minggu, 19 Juli 2015 | 13:58
JAKARTA, RIAUGREEN.COM - Penyerangan terhadap umat muslim saat salat Id dan pembakaran musala saat salat Idul Fitri di Tolikara telah mengoyak toleransi beragama di Papua. Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai insiden itu dipicu oleh oknum radikal.

"Ini pasti kelompok garis keras yang ada di semua agama. Kita tidak boleh pukul rata, ini bukan konflik agama tapi pemicu saja. Tapi nggak boleh dikecilkan," ujar Jimly di kediamannya di Kompek Pondok Labu Indah, Jakarta Selatan, Minggu (19/7/2015).

Mantan Ketua MK tersebut meminta kasus ini diusut tuntas, termasuk secara hukum untuk para pelakunya. Sebab, aksi penyerangan terhadap warga yang sedang Salat Id bisa terbilang kategori pelanggaran HAM berat.

"Ini pelanggaran HAM berat, harus diusut. Itu lah pokoknya fakta-fakta harus dihhimpun, jangan sampai kasus ini melebar ke masalah-masalah yang lain," lanjutnya.

"Pokoknya Papua harus damai, hubungan umat beragama harus biisa dijaga karena kita sebagai negara berdemokrasi ini menjadi simbol perdamaian dunia," tegas Jimly.

Sejumlah tokoh Islam mengecam keras dan meminta insiden itu diusut hingga ke akarnya. Mereka pun angkat bicara dan menyesalkan peristiswa ini terjadi. Mereka mengimbau agar umat Islam tidak terpancing dan tidak membalas aksi kelompok intoleran itu.

Para tokoh Islam juga satu suara meminta aparat kepolisian mengusut dan menindak para pelakunya sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Kini, pemerintah dan kepolisian masih melakukan investigasi untuk mengungkap kasus ini.

Sebab kedamaian dan kerukunan beragama yang selama ini terjalin di Papua tiba-tiba dirusak oleh aksi puluhan orang yang melakukan penyerangan terhadap warga muslim yang sedang menunaikan salat Id di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua pada Jumat 17 Juli 2015.

Sebelumnya, sekitar 70 orang itu melakukan provokasi menolak agar tidak ada kegiatan Salat Id. Para penyerang kemudian melakukan pelemparan ke arah warga yang sedang salat pada sekitar pukul 07.10 WIT. Saat warga berhamburan menyelamatkan diri ke Koramil setempat, penyerang mulai membakar musala dan rumah yang juga difungsikan sebagai kios .

Akibatnya total 70 rumah kios berkonstruksi papan kayu yang terbakar. Satu penyerang tewas dan 12 orang penyerang luka-luka. Sedangkan umat Islam yang tengah melakukan ibadah diketahui tidak ada korban.

Usut punya usut, penyerangan itu diduga dilatarbelakangi oleh sebuah surat edaran yang diduga dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) beredar di publik. Surat berisi imbauan yang meminta agar tidak ada kegiatan agama karena berlangsungnya kegiatan GIDI.




Source : detik.com

BERITA LAINNYA
Naik Pangkat, Empat Perwira Polri Pecah Bintang
Senin, 26 Februari 2024 | 22:45
Kompolnas Dukung Kenaikan Gaji Anggota Polri
Rabu, 31 Januari 2024 | 20:23
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top