• Home
  • Migas
  • Klaim Laba Rp23 Triliun, Dewan akan Panggil Pertamina

Klaim Laba Rp23 Triliun, Dewan akan Panggil Pertamina

Selasa, 30 Agustus 2016 | 22:48
SPBU di Inhu@dokumen
RiauGreen.com - PT Pertamina (Persero) baru saja merilis laba bersih perusahaan pada Semester I-2016 yang mencapai Rp 23 triliun. 

Namun banyak yang berpandangan laba tersebut merupakan hasil dari penjualan BBM kepada msayarakat yang mahal, jauh atas harga keekonomian yang membebani masyarakat.

"Itu yang akan kita klarifikasi laba Pertamina. Apa benar akibat penjualan premium. Kasihan masyarakat harus menanggung beban di atas keuntungan Pertamina, kita akan luruskan hal ini," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad, Selasa 30 Agustus 2016.

Dijelaskan, selain Pertamina, pihaknya akan meminta pandangan juga oleh Menteri ESDM yang dalam hal ini Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas (plt). "Kita agendakan Kamis pekan ini. Agar semua bisa clear dan carikan solusi apa memang harga BBM tinggi dan kaitannya dengan laba Pertamina," kata Fadel.

Seperti diketahui, Pertamina meraih keuntungan hingga 1,83 miliar dolar AS atau setara Rp 23,8 triliun pada semester I 2016. Namun, harga BBM yang dijual Pertamina diduga tidak turun sebesar itu. Karena itu, wajar jika akhirnya Pertamina bisa mendapatkan untung besar dari jualan BBM.

Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan pengalihan BBM subsidi ke sektor yang lebih tepat seperti kesehatan dan lainnya, harga BBM sempat menyentuh angka Rp 8.500 per liter (bensin) dan Rp 7.500 per liter (solar) di bulan November 2014, saat ini BBM subsidi tersebut dijual Rp 6.550 per liter (bensin) dan Rp 5.250 per liter (solar).

Artinya, sejak harga minyak dunia turun dari kisaran US$ 110 per barel menjadi sekitar US$ 35 – 40 dolar per barel (turun 69%-64%), harga BBM di dalam negeri hanya turun 35% untuk bensin dan solar turun 30%.

Dengan harga BBM di kisaran Rp 6.550 per liter, keuntungan Pertamina dari hasil penjualan BBM memang besar. Hitungan sederhananya begini. Dengan asumsi rata-rata harga minyak sebesar 40 dolar per barel, dengan kurs Rp 13.200 per dolar AS, harga minyak menjadi Rp 528.000 per barel.

Jika satu barel setara dengan 160 liter BBM, minyak mentah itu dibeli hanya Rp 3.300 per liter. Dengan menghitung biaya produksi minyak mentah ke BBM yang sebesar 25%, biaya produksi satu liter BBM hanya Rp 4.125 per liter. Jadi dengan menjual bensin Rp 6.550 dan solar Rp 5.250, Pertamina minimal menikmati sekitar Rp 2.375 per liter (58%) dari jualan bensin dan Rp 1.125 per (27%) dari solar.***





Pikiran-rakyat.com

BERITA LAINNYA
Naik, Ini Harga Pertamax Saat Ini
Senin, 11 Juli 2022 | 10:26
Pemerintah bakal Lelang 5 Blok Migas Tahap I
Selasa, 06 April 2021 | 13:31
WOWS Jadi Penopang Utama Produksi Minyak Nasional
Senin, 26 Agustus 2019 | 19:43
Pemerintah Belum Rencanakan Kenaikan Harga BBM
Kamis, 06 September 2018 | 12:50
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top