• Home
  • Hukum
  • Anjing Milik Satu keluarga yang Dibunuh Terlihat Sering Mengeluarkan Air Mata

Anjing Milik Satu keluarga yang Dibunuh Terlihat Sering Mengeluarkan Air Mata

Jumat, 16 November 2018 | 23:40
Foto tribunnews.com
RIAUGREEN.COM - Keluarga Diperum Nainggolan beserta istri dan kedua anaknya ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II RT 002 RW 007, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/11/2018).

Didugajadi saksi pembunuhan majikannya, anjing peliharaan satu keluarga korban pembunuhan di Bekasi tampak berlinang air mata.

Dilansir dari Kompas.com, temuan olah TKP oleh kepolisian cenderung menunjukkan motif pembunuhan bukan ekonomi.

"Sementara ini semua motif sedang kami kaji, setelah ini kami akan konsolidasi. Sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi, tetapi semua motif masih kami buka peluangnya," ujar Indarto.

Ketika melakukan olah TKP, polisi mengamankan beberapa barang bukti.

Ada gunting, bantal berlumur darah, pakaian korban, hingga boneka dengan bercak darah.

Penyelidikan di lokasi kejadian menemukan bahwa pasangan suami istri Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37) mengalami luka benda tumpul.

Sementara anak-anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tidak mengalami luka, tetapi kehabisan oksigen.

"Ada luka benda tumpul, dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda yang suami dan istri pada leher, sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Indarto di lokasi.

Keluarga korban merupakan pengelola kontrakan yang berada persis di belakang rumah mereka.

Pemilik kontrakan tersebut adalah kakak korban, Douglas Nainggolan.

Dikutip dari Wartakota, pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai ada korban lain dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Adanya korban lain kata Reza berdasarkan pengamatannya dan keterangan beberapa warga di sekitar lokasi kejadian.

Lalu siapakah korban lain yang dimaksud dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu?.

Reza menjelaskan dari keterangan salah seorang warga penghuni rumah di lokasi pembunuhan di Bekasi bahwa satu keluarga yang dibunuh memiliki seekor anjing dan selalu dalam kondisi terantai.

Jika tidak dirantai atau dilepas, anjing bakal kabur.

"Warga itu juga mengatakan anjing sempat menyalak nyaring berulang kali pada jam yang diperkirakan sebagai waktu kejadian tragis itu. Apakah anjing itu berpotensi menjadi saksi dalam proses hukum? Belajar dari sekian banyak kasus di mana hewan peliharaan dihadirkan sebagai saksi, begitu pula kemungkinannya andai anjing tadi jika memang ia menyaksikan aksi kejahatan di dini hari itu," papar Reza kepada Warta Kota, Rabu (14/11/2018).

Karenanya, sebagai saksi, tambah Reza, si anjing butuh perlindungan. Pun sebagai korban.

"Korban? Ya. Studi menyimpulkan hewan peliharaan juga bisa bersedih. Ambil contoh, simpanse bernama Flint. Sedemikian sedihnya, sampai-sampai dia menderita dan akhirnya meninggal dunia. Ilmuwan juga bilang, hewan bisa menderita penyakit mental," kata Reza.

Karenanya Reza waswas, karena boleh jadi anjing di TKP itu juga mengalami perasaan yang sama akibat berpisah untuk selamanya dari si empunya.

"Apalagi, sekian banyak orang di TKP mengatakan, anjing itu beberapa kali tampak berlinang air mata.Yang saya lihat, anjing itu sama sekali tidak menyentuh benda mirip makanan dan minuman yang diletakkan di hadapannya. Itu yang terlihat selama dua jam tadi malam dan tiga jam tadi siang," kata Reza.(source:tribunnews.com)

BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top