PEKANBARU, RIAUGREEN.com - Dalam acara peresmian SMAIT Soeman HS yang bertempat di
jalan Gunung Raya Pekanbaru, Selasa (17/5) Ketua Yayasan SMAIT Soeman
HS, Mashuri menjelaskan sejarah singkat mengenai filosofi dipilihnya
nama Soeman HS menjadi nama sekolah tersebut.
Dalam sambutannya
Mashuri mengungkapkan bahwa Soeman HS merupakan seorang tokoh pujangga
sastra, bahasawan dan tenaga pendidik kelahiran Tapanuli Selatan,
Sumatera Utara, namun pindah dan besar di Kabupaten Bengkalis. Beberapa
karya - karyanya berjudul Mencari Pencuri Anak Perawan, Kawan Bergelut,
Kasih Tak Terlerai, Percobaan Setia, dan lain sebagainya
“Namun
sangat disayangkan karya - karyanya ini tidak dicetak dan disebarluaskan
sehingga generasi muda Riau tidak mengetahuinya,” ujar Mashuri.
Pada
tahun 1953, ia mendirikan SMA Setia Dharma. Lalu pada tahun 1962
mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Riau. Hingga akhir hayatnya beliau
merupakan ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau.
Dengan jasa – jasanya inilah nama beliau diabadikan namanya menjadi nama Perpustakaan Wilayah Riau.
“Cuma
ada yang mengganjal dihati saya. Saya keliling di Puswil itu, tak ada
nama Soeman HS. Hanya ada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau,”
jelas Ketua Yayasan SMAIT Soemah HS.
Pada kesempatan ini juga Mashuri
berharap Wagubri Edy Nasution dapat merubah hal ini, karena Soeman HS
dipandang berjasa dalam menyumbang karya sastranya.
Menanggapi hal
ini Wagubri langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk
berkoordinasi dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Riau untuk menelusuri,
mencari dan menghimpun kembali karya – karya beliau (Soeman HS).
“Jika
itu memang hak beliau, sudah ada keputusan seperti itu, bikinlah
namanya. Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap beliau,”
jelas Wagubri.
Wagubri juga berharap dengan berdirinya SMAIT Soeman HS ini dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat Riau.
“Tentu
dengan berdirinya sekolah ini, bertambah pulalah kemampuan kita di
Provinsi khususnya SLTA untuk mencetak anak – anak Riau tak hanya
menjadi orang yang paham tentang ilmu dan teknologi namun juga memiliki
akhlakul karimah,” tutup Wagubri.(mcr)