• Home
  • Ekonomi
  • Cadangan Devisa Masih Aman, BI Optimis Perekonomian Indonesia Segera Pulih

Cadangan Devisa Masih Aman, BI Optimis Perekonomian Indonesia Segera Pulih

Sabtu, 05 September 2015 | 20:28
Ilustrasi nilai tukar rupiah. (foto : liputan6/Andri Wiranuari)
JAKARTA, RIAUGREEN.COM - Kondisi perekonomian Indonesia hingga kini masih diselimuti awan hitam. Ini terlihat dari melemahnya pertumbuhan ekonomi serta anjloknya nilai tukar Rupiah hingga menembus Rp 14.000 per USD.

Meski demikian, Bank Indonesia (BI) tetap optimis perekonomian Indonesia akan segera pulih. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Grup Pengelolaan Relasi BI, Arbonas Hutabarat menyebut ada beberapa fakta pendukung optimisme tersebut.

Menurutnya, inflasi menjadi salah satu faktor penopang optimisme BI. Menurutnya, tingkat inflasi year to date (ytd) atau mulai Januari hingga Agustus baru mencapai 2,9 persen. Dengan demikian target inflasi BI sebesar 4 plus minus 1 persen diproyeksi akan tercapai.

"Kita masih punya space lima (empat) bulan lagi, target itu kemungkinan tercapai. Ini merupakan indikator bahwa perekonomian kita membaik," ujar Arbonas, di Bandung, Sabtu (5/9).

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia dinilai masih lebih baik apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 4 persen, sementara rata-rata ekonomi negara-negara di dunia berada di kisaran 2-3 persen.

"Saya bisa pastikan 12 tahun terakhir itu kita pertumbuhan ekonominya di atas 4,5 persen. Itu masih bagus negara lain gonjang-ganjing kita stabil, bahkan kita pernah 6 persen," imbuhnya.

Dari sisi cadangan devisa (cadev) yang dimiliki Indonesia sebesar USD 107 miliar atau setara dengan 6,8 bulan impor. Angka ini berada di atas batas aman yang ditetapkan International Monetary Fund (IMF) yakni cukup untuk 3 bulan impor.

Di sisi perbankan, rata-rata kecukupan modal perbankan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 20 persen atau jauh berada di atas standar Internasional yakni 8 persen. Sedangkan Loan to deposit ratio (LDR) atau kemampuan perbankan menyalurkan kredit berdasarkan modalnya sebesar 88,6 persen atau lebih rendah dibanding LDR perbankan Indonesia pada tahun 1998 yang mencapai lebih dari 120 persen.

"Pada 1997-1998 itu di atas LDR nya 120 persen, artinya kredit yang diberikan itu lebih besar dari uang yang dimiliki perbankan," tuturnya.




editor  : Hafiz
source : merdeka.com

BERITA LAINNYA
Neraca Perdagangan Riau Surplus US$ 1,31 Miliar
Kamis, 15 Februari 2024 | 20:06
Harga Pinang Kering di Riau Tetap Rp5.600 per Kg
Kamis, 21 September 2023 | 12:01
Riau Penopang Ekonomi Nasional di Wilayah Sumatera
Kamis, 14 September 2023 | 22:03
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top