• Home
  • Dunia
  • Varian Baru Corona di Inggris 'Mungkin Lebih Mematikan'

Varian Baru Corona di Inggris 'Mungkin Lebih Mematikan'

Sabtu, 23 Januari 2021 | 13:38
Reuters
RIAUGREEN.COM - Bukti permulaan menunjukkan varian baru virus Corona yang muncul di Inggris mungkin lebih mematikan, kata Perdana Menteri Boris Johnson.

Data tersebut berasal dari ahli matematika yang membandingkan tingkat kematian pada orang yang terinfeksi varian baru virus Corona dan versi sebelumnya.

Kendati begitu, masih ada ketidakpastian yang sangat besar seputar jumlah kematian yang disebabkan varian baru tersebut dan vaksin masih diharapkan berfungsi melawannya.

Sebelumnya, para peneliti mengungkap varian baru virus Corona ini menyebar 30% - 70% lebih cepat ketimbang varian lainnya, dan diperkirakan 30% lebih mematikan.

Varian baru yang lebih mematikan ini telah menyebar luas ke seluruh Inggris.

Johnson mengatakan, "Selain menyebar lebih cepat, sekarang juga tampak ada beberapa bukti bahwa varian baru - varian yang pertama kali diidentifikasi di London dan London tenggara - mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi."

"Ini sebagian besar adalah dampak dari varian baru ini yang berarti NHS (layanan kesehatan Inggris) berada di bawah tekanan yang begitu kuat."

Kesehatan Masyarakat Inggris, Imperial College London, London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan University of Exeter masing-masing telah mencoba menilai seberapa mematikan varian baru ini.

Bukti mereka telah dinilai oleh para ilmuwan di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG).

Kelompok ilmuwan itu menyimpulkan ada "kemungkinan realistis" bahwa virus itu menjadi lebih mematikan, tetapi ini masih jauh dari pasti.

Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah, mendeskripsikan data sejauh ini "belum kuat".

Ia berkata, "Saya ingin menekankan, ada banyak ketidakpastian seputar angka-angka ini dan kita perlu bekerja lagi memastikan penanganan yang tepat, tetapi jelas ada kekhawatiran bahwa [varian baru] ini memiliki risiko kematian serta penularan yang lebih besar."

Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa varian baru virus Corona ini menyebar 30% - 70% lebih cepat ketimbang varian lainnya, dan diperkirakan 30% lebih mematikan.

Misalnya, dari 1.000 orang lanjut usia berusia 60 tahun yang terinfeksi varian lama virus Corona, 10 orang di antaranya diperkirakan meninggal dunia. Namun dengan varian baru ini, perkiraan jumlah orang meninggal bertambah menjadi 13 orang.

Perbedaan ini ditemukan ketika melihat semua orang yang dites positif COVID-19, namun analisis data rumah sakit saja tidak menemukan peningkatan pada angka kematian.

Pelayanan perawatan di rumah sakit telah meningkat selama pandemi karena para dokter yang dapat menangani penyakit itu dengan lebih baik.

Varian baru pertama kali terdeteksi di Kent pada bulan September. Varian itu kini menjadi virus yang paling umum di Inggris dan Irlandia Utara, dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara lain.

Vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca, keduanya diharapkan bekerja melawan varian baru virus Corona yang muncul di Inggris.

Namun, Sir Patrick Vallance mengatakan ada lebih banyak kekhawatiran tentang dua varian lain yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil.

Ia mengatakan, "Varian itu memiliki fitur tertentu yang berarti varian tersebut mungkin kurang rentan terhadap vaksin."

"Varian itu jelas lebih memprihatinkan daripada yang ada di Inggris saat ini dan kami perlu terus memantaunya dan mempelajarinya dengan sangat hati-hati."

Boris Johnson mengatakan pemerintah siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi perbatasan negara guna mencegah masuknya varian baru.

"Saya benar-benar tidak mengesampingkan itu, kami mungkin masih perlu mengambil tindakan lebih lanjut," katanya.

Minggu lalu pemerintah Inggris memperpanjang larangan perjalanan ke Amerika Selatan, Portugal, dan banyak negara Afrika di tengah kekhawatiran tentang varian baru.

Sementara semua pelancong internasional sekarang harus dinyatakan negatif sebelum berangkat ke Inggris dan menjalani karantina setelah tiba di Inggris.(detik.com)

BERITA LAINNYA
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Jumat, 06 Oktober 2023 | 20:00
Usai Dikunjungi Gubri, KBRI Mesir Segera ke Riau
Senin, 19 September 2022 | 12:50
Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Rabu, 07 September 2022 | 19:22
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top