• Home
  • Dunia
  • Ternyata Banyak Negara Yang Tidak Setuju Dengan Perjanjian TPP Amerika Serikat

Ternyata Banyak Negara Yang Tidak Setuju Dengan Perjanjian TPP Amerika Serikat

Kamis, 04 Februari 2016 | 13:40
ilustrasi logo TPP. (gambar internet)
RIAUGREEN.COM - Ratusan demonstran turun ke jalanan di Auckland, Selandia Baru hari ini untuk memprotes penandatanganan perjanjian Trans Pasific Partnership (TPP) atau perdagangan bebas buatan Amerika Serikat. Sejauh ini belum ada demonstran yang ditahan pihak kepolisian.

Dilansir dari CNN Money, Kamis (4/2), penandatanganan TPP oleh para pejabat sejumlah negara dunia dilakukan usai perjanjian ini disepakati pada Oktober lalu. Kesepakatan ini membentuk zona pasar bebas diantara 12 negara Pasifik yang menguasai 40 persen ekonomi dunia.

Negosiasi ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Salah satu faktor penghambatnya ialah pemerintah negara-negara tersebut menghadapi proses politik yang cukup pelik.

Sebagai contoh, perusahaan dan petani Jepang khawatir merugi jika impor produk-produk Amerika masuk ke negara mereka. Di Australia, sejumlah pihak mengkhawatirkan naiknya harga obat-obatan usai program ini berjalan.

Di Amerika Serikat sendiri ternyata tak semua satu suara. Penolakan datang dari mereka yang khawatir produknya kalah bersaing dengan produk dari negara yang memiliki tenaga kerja murah.

Agar tidak memperkeruh suasana, negosiasi dagang dilakukan tertutup. Bahkan, naskah awal perjanjian tidak diumumkan ke masyarakat sebab pemimpin negara-negara tersebut tidak ingin detail perjanjian bocor sebelum kesepakatan tercapai.

Perjanjian pasar bebas ini diyakini akan mempertegas pengaruh Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Selain itu, memberi AS kekuatan untuk mengatur perdagangan di Asia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak takut berkompetisi dalam setiap persaingan ekonomi global. Sehingga, keputusannya bergabung ke pasar bebas Amerika Serikat (AS) atau Trans Pacific Partnership (TPP) dimaksudkan untuk mengejar ketinggalan dalam perekonomian.

"Jangan takut berkompetisi dengan negara yang lain. Saya sampaikan ke menteri, gubernur, walikota, bupati bahwa visi kita ke depan adalah visi kompetisi. Sehingga kita harus berani tidak boleh ada kata yang lain. Bukan saatnya bilang 'jangan tahun ini, nanti saja'. Tidak boleh menolak dan bilang tidak mau," kata Jokowi dalam Kompas 100 CEO di Jakarta Convention Center (JCC).

Jokowi menambahkan, kerjasama tersebut memang memiliki tantangan yang besar. Namun, kata dia, Indonesia memiliki potensi untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain.

"Saya juga menyampaikan, kepala-kepala negara yang lain mengatakan ke saya kalau mereka takut dengan Indonesia. Kalau kita yang takut ke mereka, justru keliru. Kita disini ragu dan takut, malah mereka yang justru juga takut sama kita," kata dia.

Dengan demikian, lanjut Jokowi, Indonesia tidak perlu takut akan adanya kerjasama yang lebih luas. Sehingga, untuk menciptakan fleksibilitas ekonomi kita yang lebih baik, Indonesia harus memiliki kunci persaingan, kompetisi, efisiensi, dan kemudahan dalam membuat aturan.

"Yang paling penting identifikasi produk-produk yang efisien, yang bagus, yang punya daya saing. Yang belum baik maka harus kita perbaiki," pungkas dia.




editor  : Hafiz
source : merdeka.com

BERITA LAINNYA
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Jumat, 06 Oktober 2023 | 20:00
Usai Dikunjungi Gubri, KBRI Mesir Segera ke Riau
Senin, 19 September 2022 | 12:50
Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Rabu, 07 September 2022 | 19:22
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top