DUMAI, RIAUGREEN.COM - Proyek peningkatan struktur jalan suka bumi Lubuk Gaung ternyata mendapat perhatian serius dari warganet. Karena, proyek dengan pagu anggaran Rp 3,9 miliar tersebut ditemukan banyak retakan yang menimbulkan patahan.
Salah seorang warganet dengan nama akun @yanto Marwan di laman media sosial facebook secata tegas menyatakan, jika keretakan dan patahan pada proyek semenisasi merupakan hal yang wajar. Karena mayoritas jenis tanah didaerah ini berjenis gambut.
"Tunjukan pada saya poyek mana yang tidak ada retakan dan patahan, karena jenis tanah daerah kita berjenis gambut, " ungkap Yanto Marwan
Pandangan berbeda datang dari penguna akun lain atas nama @pak ngah, seakan mengkritisi pandangan dari @yanto marwan " itu patah tebu," ungkap akun pak ngah singkat.
Selain itu, akun facebook atas nama @martonilius, mengeluhkan, jika keretakan hingga menimbulkan patahan sudah menjadi hal biasa, karena proyek serupa diwilayahnya juga mengalami keretakan hingga menimbulkan patahan. " Saya malas cerita, sudah biasa proyek penuh patahan. kalau bapak bapak mau tahu di wilayah saya ada proyek serupa bahkan semennya sudah ada yang timbul. Biar saya tunjukan," ungkapnya.
Ditempat terpisah mantan pegawai Dinas Pekerjaan Umum yang minta identitasnya dirahasiakan pada media menyebutkan jika proyek semenisasi memang sering terjadi keretakan namun berbeda jika terjadi patahan.
"Kalau retak rambut itu hal yang biasa dan wajar namun akan berbeda jika retak tersebut menyebabkan terjadi patah tebu. kuat dugaan ada indikasi kecurangan," ungkapnya.
Dikatakannya, terkadang keretakan yang mengakibatkan jalan patah tebu, karena ada sesuatu yang mengganjal dibawahnya, jika tidak berarti ada material yang dikurangi.
"Jika tidak ada sesuatu mengganjal dibawah semen , berarti sah kuat dugaan tanpa besi ," ungkapnya.(red)