Kadin Sarankan Bengkalis Punya Pabrik Karet

Harga Getah Karet dan Sawit di Bengkalis Semakin Anjlok
Kamis, 21 Agustus 2014 | 16:13:37
Kadin Masuri SH
BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Setelah Lebaran Idul Fitri 1435 H/ 2014 M, kini sejumlah harga komoditi di Pulau Bengkalis mengalami penurunan. Seperti terjadi pada harga eceran getah karet dan tandan buah segar (TBS) sawit. Penurunan harga ini mengakibatkan para petani yang
menghandalkan dari penghasilan komoditi ini mengeluh.

Sebelumnya harga getah karet eceran mencapai Rp7 ribu-Rp8 ribu, saat ini hanya dikisaran Rp5 ribu-Rp6 ribu.

"Sekarang turun lagi, eceran harganya kemarin hanya Rp5 ribu perkilo padahal sebelumnya Rp7 ribu," kata Seri (24), salah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari menyadap karet di Desa Jangkang, Kecamatan Bantan kepada wartawan, Kamis (21/8/14).

Sedangkan harga TBS sawit, sebelumnya untuk ukuran kecil mampu Rp800 perkilogram, dan sekarang hanya Rp500 perkilogram. Sedangkan untuk TBS ukuran besar sebelumnya mencapai Rp1.000 perkilogram sekarang hanya Rp800 perkilogram.

"Sawit terus turun sekarang yang kecil hanya Rp500 perkilo, kalau yang besar hanya sekitar Rp800 perkilo," ujar Suji (45), salah seorang pemilik kebun sawit beberapa hektar di Kecamatan Bantan.

Terus menurunnya harga getah karet dan sawit sejak dua bulan terakhir, penduduk yang menghandalkan sumber pendapatan atau penghasilan dari dua komoditi tersebut harus pahit menghadapi kenyataan. Menyusul, harga kebutuhan pokok terus meningkat, sementara penghasilan yang diharapkan dari harga komoditi ini terus menurun.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bengkalis Masuri, mengatakan, dengan terus menurunnya harga komoditi dari petani khususnya getah karet di pasaran sebagai sumber utama penghasilan perlu disikapi pemerintah.

Menurutnya, petani getah karet tidak punya pilihan selain hanya untuk menjual ke penampung besar yang ada di Bengkalis. Oleh karena itu, Bengkalis sudah sangat layak memiliki pabrik karet yang representatif yang bisa memproduksi skala besar.

"Dengan adanya infrastruktur yang kuat, dan petani yang handal. Tentunya Bengkalis sudah layak memiliki pabrik dari hulu ke hilir. Dengan catatan masyarakat diajari tentang berkoperasi yang baik, karena setiap desa sudah memiliki dana UED-SP untuk membantu usaha masyarakat," paparnya belum lama ini.

Selain itu, Masuri menambahkan, pemerintah harus memperkuat penyuluhan di PPL, dan penempatan dasar personil yang tepat sasaran. (d'ari)

BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top