• Home
  • Bengkalis
  • Jadi Primadona, Hampir 300 Kolam Usaha Tambak Udang dan Terbesar di Riau

Jadi Primadona, Hampir 300 Kolam Usaha Tambak Udang dan Terbesar di Riau

Jumat, 09 Maret 2018 | 15:56
Foto Bersama saat kunjungan PWI Bengkalis ke salah satu pengusaha tambak udang di desa Temeran
BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Setahun terakhir usaha tambak udang kembali menggeliat di pulau Bengkalis. Tambak-tambak (kolam) yang sebelumnya sempat terbiar, kini kembali ditabur dengan jutaan benur. Bahkan sejumlah pengusaha (petani tambak) kini mulai membuka kolam atau lokasi baru.

Boomingnya usaha tambak udang ternyata juga memancing para pengusaha luar daerah untuk berinvestasi di pulau Bengkalis.

Disamping itu, dari sejumlah informasi menyebutkan, ratusan kolam saat ini sedang dibangun di Desa Penebal, Temeran, dan desa-desa lainnya di Kecamatan Bengkalis, juga di Teluk Pambang, Kembung Baru Kecamatan Bantan.

Terpikatnya para petani tambak untuk mengisi kembali kolam-kolam mereka dan menambah yang baru disebabkan tingkat keberhasilan (hasil panen) yang cukup tinggi dibandingkan dengan hasil panen tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu benur yang ditabur adalah jenis Windu, sekarang jenis udang Vaname dengan tingkat pertumbuhan (masa panen) lebih cepat.

Terkait dengan semakin ramainya para pengusaha yang terjun di dunia 'tambak menambak', sejumlah petani tambak atau mereka yang akan terjun di usaha ini berharap pemerintah Kabupaten Bengkalis jemput bola dengan menyosialisasikan izin-izin yang harus dikantogi para calon pegusaha.

"Harus kita akui, beberapa tahun terakhir usaha tambak udang ini sangat booming. Tak hanya warga Bengkalis banyak juga investor dari luar yang membangun tambak di tempat kita. Untuk itu, menurut saya pemerintah melalui OPD terkait harus jemput bola. Artinya, gencar menyosialisasikan terkait aturan-aturan dalam kaitan pengurusan izin dan lainnya," ujar H Ridwan Ahmad salah seorang pengusaha tambak udang, Jumat 9 Maret 2018.

Tidak hanya soal perizinan, pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga diharapkan memberikan pemahaman dan pelatihan tentang Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan lainnya.

"Terus terang tidak semua kita paham dengan IPAL. Dikawatirkan kalau tidak dikelola dengan baik bisa berdampak terhadap tambak kita bahkan lingkungan sekitar," sebut Ridwan lagi.

Selain soal izin dan hal-hal yang lain yang berakitan dengan operasional tambak udang, Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga diharapkan mendukung usaha ini dengan membangun infrastruktur, seperti pelabuhan dan jalan.

Seperti disampaikan Frengky, infrastruktur pelabuhan menjadi penunjang utama bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di pulau Bengkalis. Untuk itu, salah satu support yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah agar para investor tertarik dan berminat berinvestasi di Bengkalis adalah dengan menyiapkan infrastruktur yang lebih refresentatif, termasuk ketesediaan listrik.

Pengusaha tambak udang di bawah bendera Koperasi Bantan Kartika ini mengatakan, pasaran udang di belahan Eropa dan Amerika sangat menjanjikan. Saat ini negera pengekspor terbesar udang ke Eropa dan Amerika masih dipegang oleh India, Thailand dan beberapa negara lainnya.
 
"Di pulau Bengkalis ini sangat potensial untuk dibangun tambak udang dan masih bisa dibangun ribuan tambak lagi di pulau ini. Multiplier effect nya luar biasa, selain peningkatan PAD juga bisa menampung tenaga kerja yang tidak sedikit,"ungkap pengusaha kelahiran asal Desa Temeran ini.

Ke depan kata Frengky, juga sedang direncanakan membangun Cold Storight di pulau Bengkalis. Hal itu katanya tergantung hasil panen para petani tambak di Bengkalis.

"Kalau sudah ada ada cold storight, penyerapan tenaga kerja pasti ribuan dan tentunya tambaknya juga ribuan," imbuh Frengky seraya berharap ke depan dibentuk semacam asosiasi petambak udang, demi keberlangsungan para pengusaha tambak. (d*ari)

BERITA LAINNYA
BERIKAN KOMENTAR
Buy twitter verification Buy Facebook verification Buy Tiktok verification SMM Panel
Top